Muhammadiyah Resmi Tetapkan Idul Fitri 1444 H Pada 21 April 2023, Kemungkinan Besar Berbeda dengan Pemerintah

- 16 April 2023, 19:15 WIB
Muhammadiyah Lebaran Duluan, Kemungkinan Berbeda dengan Pemerintah dan NU./Freepik
Muhammadiyah Lebaran Duluan, Kemungkinan Berbeda dengan Pemerintah dan NU./Freepik /

SEMARANGKU – Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi menetapkan Idul Fitri 1444 H pada 21 April 2023. penetapan hari raya ini kemungkinan akan berbeda dengan pemerintah Indonesia.

Berdasarkan surat edaran resmi dari Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2023 tentang penetapan hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1444 H yang ditandatangani langsung oleh Ketum PP Muhammadiyah beserta Sekretaris PP Muhammadiyah.

Menyampaikan bahwa 1 Syawal 1444 H atau Idul Fitri 2023 jatuh pada tanggal 21 april 2023.

’’Tanggal 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat Pahing, 21 April 2023,’’ Ucap Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti saat Konferensi daring, pada Senin 6 Februari 2023.

Baca Juga: Berikut Tol Trans Jawa yang anak Menjadi Pilihan Mayoritas Pemudik, Bagaimana Jalurnya? Infonya ada Di sini

Potensi Perbedaan antara Idul Fitri Muhammadiyah dan NU kemungkinan besar akan terjadi.

Hal tersebut dikarenakan metode hisab yang digunakan Muhammadiyah dan pemerintah berbeda.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal, sedangkan pemerintah menggunakan metode hisab yang berpedoman pada Kriteria MABIMS.

’’Potensi perbedaan ada pada awal syawal dan dzulhijjah hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat,’’ tambah Sayuti.

Baca Juga: M Adil Disebut Gadaikan Kantor Bupati Meranti Rp100 Miliar, Plt: Pemda Tanggung Angsuran 3 M per Bulan

Metode hisab wujudul hilal adalah metode perhitungan matematis yang digunakan untuk menentukan kapan bulan baru atau hilal akan muncul berdasarkan posisi astronomi bulan terhadap matahari dan bumi.

Muhammadiyah mengadopsi metode hisab wujudul hilal berdasarkan ijtihad (interpretasi) dari hasil penelitian ilmiah dan kajian keilmuan yang dilakukan oleh pakar astronomi dan kalender di dalam organisasi tersebut.

Metode hisab wujudul hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah dengan memperhitungkan berbagai faktor astronomi seperti usia bulan, elongasi, konjungsi, dan hilal tinggi pada saat matahari terbenam.

Jika hilal tidak dapat diamati secara langsung karena kondisi cuaca atau faktor lainnya, Muhammadiyah kemudian menggunakan metode hisab wujudul hilal sebagai alternatif untuk menentukan awal bulan baru.

sedangkan Pemerintah Indonesia menggunakan metode hisab yang berpedoman pada Kriteria MABIMS (Majelis Agama Buddha, Kristen, Hindu, Konghucu, dan Islam).

Metode ini digunakan untuk menentukan awal bulan Syawal atau Idul Fitri (Lebaran) secara nasional.

Kriteria MABIMS adalah suatu metode hisab yang disepakati bersama oleh perwakilan dari berbagai agama yang diakui di Indonesia, yaitu agama Buddha, Kristen, Hindu, Konghucu, dan Islam.

Metode hisab Kriteria MABIMS dengan mempertimbangkan beberapa parameter astronomi, seperti usia bulan, elongasi, konjungsi, dan tinggi hilal pada saat matahari terbenam.

Metode ini digunakan untuk menghitung dan memprediksi awal bulan Syawal atau Lebaran, serta digunakan sebagai dasar penetapan tanggal resmi perayaan Idul Fitri di Indonesia oleh pemerintah.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x