Waduh, LIPI Sebut Tsunami Mengancam Pesisir Samudera Hindia, Gempa Aceh Bakal Terulang?

- 26 Desember 2020, 18:40 WIB
Eko Yulianto, Geolog LIPI
Eko Yulianto, Geolog LIPI /(LIPI)

SEMARANGKU – LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sebut ada potensi tsunami di sejumlah wilayah yang beririsan dengan pesisir Samudera Hindia. telah merilis hasil penelitiannya di sepanjang pesisir Samudera Hindia.

Potensi tsunami di sejumlah wilayah yang beririsan dengan pesisir Samudera Hindia tersebut lebih kecil dari tsunami Aceh yang terjadi 16 tahun lalu.

Kabar dari LIPI yang menyebut ada potensi tsunami di wilayah pesisir Samudera Hindia tersbeut merupakan hasil penelitiannya di sepanjang pesisir Samudera Hindia.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Gratis Leicester City vs Manchester United, Saksikan Langsung di Sini

Baca Juga: Kelucuan Ganjar Pranowo Saat Naik Sepeda Anak-Anak: Hahaha, Ra Iso Direm!

Untuk itu, daerah-daerah yang memiliki potensi terkena tsunami harus terus waspada. Langkah antisipasi juga mesti dilakukan oleh pemerintah.

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto mengatakan penelitian yang dilakukan di kawasan Samudera Hindia itu untuk mengetahui apakah akan ada lagi setelah tsunami Aceh 2004.

Pihaknya telah melakukan penelitian di beberapa negara yang berkaitan. Yaitu ke Yaman, Oman, Sri Lanka, Thailand, lalu Indonesia.

Baca Juga: Antisipasi Varian Covid-19 yang Ditemukan di Inggris, Menkes Budi Persiapkan Langkah Ini

Baca Juga: Turki Sebut Kebijakan Palestina Belum Jelas Hingga Ingin Berbaikan dengan Israel, Negara Ini Bungkam

Di lokasi penelitian, LIPI melakukan penggalian beberapa lapisan endapan tanah. Dalam penggalian dengan kedalaman 1 meter di Thailand, diketahui tanah tersusun dari beberapa lapis endapan dan yang teratas merupakan sisa endapan tsunami 2004.

Sementara di Indonesia, lokasi yang disasar adalah di Aceh. LIPI melakukan penggalian di dua titik. Pertama di Teluk Pucung yang berada di sisi selatan Pulau Simeulue.

Hasilnya, terlihat lapisan-lapisan tanah berwarna putih dan hitam kecoklatan berselang-seling. Bagian putih yang berada di atas merupakan endapan dari tsunami 2004 yang terjadi pada 26 Desember.

Baca Juga: Yuk Intip Aplikasi Apa Saja yang Bisa Membuat Kartu Natal Digital untuk Orang Spesial

Baca Juga: Berikut Titik-titik Jalan Tol Penyelenggara Rapid Tes Antigen untuk Cegah Covid-19

Sedangkan dari hasil penggalian di Aceh Besar, Eko mengatakan ditemukan lapisan tanah berselang-seling berwarna hitam kecoklatan dan putih di kedalaman 50 sentimeter.

Jika dimaknai dari Ilmu Geologi, maka lapisan tersebut berumur sekitar 500 tahun. Sehingga setidaknya dapat diketahui dalam jangka waktu itu ada sekitar empat tsunami terjadi di sana.

"Jika ada tsunami besar dalam jangka panjang, setelahnya ada tsunami-tsunami kecil. Sehingga sangat tidak bijak jika upaya memindahkan masyarakat dari pesisir pantai Aceh pasca gempa 2004 berhenti dan sekarang masyarakat justru kembali lagi ke sana membangun rumah," tegas Eko.

Baca Juga: Sejarah Baru K-Pop! Iklan Ulang Tahun V BTS Akan Tampil di Burj Khalifa, Puncak Dunia, di Dubai

Baca Juga: Trending TikTok, Lirik Lagu Di Persimpangan Dilema, Musik Lawas Terry 2017 Silam

Hal serupa juga terjadi di Pangandaran, Jawa Barat, malah ada perumahan mewah dibangun di lokasi genangan tsunami sebelumnya.

Dirinya bahkan bertanya-tanya, mengapa bisa seperti itu. "Ini perlu di kontemplasikan. Apakah kalau ada tsunami lagi dan jatuh korban bisa dikatakan itu bencana alam?" ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x