Mengenal Kearifan Lokal Masyarakat Jawa, Upacara Tradisional Larung Sesaji Masyarakat Pesisir

- 14 Maret 2023, 19:45 WIB
Larung sesaji di Pantai Tambakrejo Kabupaten Blitar
Larung sesaji di Pantai Tambakrejo Kabupaten Blitar /Disparbudpora.blitarkab.go.id

SEMARANGKU - Kearifan lokal masyarakat Jawa beraneka ragam, salah satunya upacara tradisional Larung Sesaji yang dilakukan oleh masyarakat pesisir.

Perlu diketahui bahwa upacara tradisional Larung Sesaji ini dilakukan secara turun-temurun dan terus dilestarikan sampai saat ini sebagai warisan budaya.

Upacara tradisional Larung Sesaji ini erat kaitannya dengan kepercayaam animisme dan dinamisme.

Melalui upacara tradisional Larung Sesaji ini, sebagai wujud rasa syukur atas kenikmatan Tuhan berupa keselamatan,rezeki dan hasil alam yang melimpah.

Baca Juga: Mengenal Hinamatsuri: Budaya Tahunan Jepang yang Dirayakan Pada Tanggal 3 Maret

Biasanya upacara tradisional Larung Sesaji ini dilakukan di beberapa daerah seperti di Magetan, Blitar, Probolinggo dan lain sebagainya.

Melansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id pada (13/03/2023), upacara tradisional Larung Sesaji ini ditandai dengan melarungkan ke tengah laut atau gunung hasil bumi dan kepala hewan ternak yang diarak.

Untuk upacara tradisional Larung Sesaji di Magetan pelaksanaannya mengacu pada penanggalan kalender jawa yakni setiap bulan ruwah. Sedangkan di Blitar pada bulan Muharram dan Probolinggo pelaksanaannya pada perayaan Yadnya Kasada.

Sebenarnya upacara tradisional Larung Sesaji ini dilakukan masyarakat yang dimaksudkan untuk membersihkan diri dari kejahatan dan segala penyebab kesengsaraan.

 Baca Juga: Tidak Hanya Seni Ukir, Jepara akan Menetapkan 4 Karya Budaya Menjadi Warisan Budaya Nasional

Selain itu juga memohon untuk kehidupan yang lebih baik dan juga dimaksudkan untuk memelihara kerukunan masyarakat sekitar.

Tidak hanya itu, upacara tradisional Larung Sesaji ini diselenggarakan juga untuk memperkenalkan kepada generasi muda penerus bangsa untuk dapat memahami alam, memahami manusia dengan nila-nilai luhur yang ada ditinggalkan oleh para pendahulu.

Sehingga dapat terus untuk dilestarikan dan tidak tergerus seiring perkembangan zaman, dilansir dari ppid.blitarkab.go.id pada (13/03/2023).

Untuk pelaksanaannya berbagai daerah berbeda, berikut ini adalah rangkumannya:

a.Magetan, biasanya dilaksanakan di Telaga Sarangan dan pelaksanaannya tidak terlepas dari mitos-mitos legendaris masyarakat sekitar. Melansir dari kominfo.magetan.go.id pada (13/03/2023), prosesi acara tersebut dimulai dengan penyembelihan hewan kambing, kegiatan kebersihan, dan syukuran.

Untuk acara Larung Sesaji ini merupakan sebuah acara puncak. Diawali dengan kirab tumpeng yang berisikan buah-buahan, sayur-sayuran dan hasil bumi lainnya. Dilanjut acara doa-doa hingga kemudian sesaji dilarung ke tengah telaga.

b. Blitar, untuk upacara tradisional Larung Sesaji dilansir dari m.antaranews.com pada (13/03/2023) pelaksanaannya diawali dengan kirab hasil bumi dan kepala lembu ke pesisir pantai oleh nelayan dengan baju tradisional. Kemudian dibacakan doa, dan setelahnya dibawa ke pelabuhan tidak lupa membawa perlengkapan ritual berupa gamelan serta tembang jawa yang dilantunkan saat prosesi. Hasil bumi dan kepala lembu tersebu dibawa ke tengah laut untuk dilarung di Pantai Tambakrejo.

c. Probolinggo, Larung Sesaji dilaksanakan oleh umat Hindu di Gunung Bromo dalam puncak perayaan Yadnya Kasada. Dilansir dari probolinggokab.go.id diakses pada (13/03/2023), upacara ritual ini merupakan sebuah upacara rutin yang digelar sebagai warisan budaya dan adat umat Hindu.

Dengan membawa ongkek yang berisikan hasil bumi baik peternakan atau pertanian. Awal tradisi ini adalah melakukan sembahyang dan doa bersama. Kemudian dilanjutkan ritual larung sesaji di bibir kawah Gunung Bromo.

Penjelasan diatas adalah sebagian kecil contoh upacara tradisional Larung Sesaji. Sejatinya masih banyak kekhasan upacara Larung Sesaji yang tersebar di berbagai daerah.

Semoga penjelasan diatas dapat menjadi referensi untuk mengenal apa itu upacara tradisional Larung Sesaji sekaligus untuk memberi kesadaran agar dapat melestarikan budaya tersebut sebagai kearifan lokal.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah