Teori perilaku bermula pada banyaknya peneliti yang mengubah paradigma dari teori sifat ke teori perilaku, karena ketidakkonsistenan teori sifat.
Teori perilaku berfokus pada apa yang seharusnya dilakukan pemimpin dan bagaimana pemimpin berperilaku terhadap bawahannya.
Teori Kontingensi
Teori ini mengevaluasi teori perilaku. Berdasarkan teori kontingensi, tidak ada perilaku kepemimpinan yang optimal, karena situasi atau keadaan menjadi sebuah pertimbangan.
Situasi yang dimaksud meliputi jenis pekerjaan, lingkungan eksternal, dan karakteristik bawahan.
Teori Transformasi
Teori transformasi menjelaskan tentang bagaimana pemimpin meningkatkan keinginan bawahan untuk mengembangkan diri dan mengembangkan organisasi.
Teori ini sangat efektif untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia dan kinerja organisasi.
Pemimpin transformasi merupakan pemimpin yang mengajak sumber daya manusia organisasi bergerak menuju visi yang diharapkan oleh pemimpin.
Pemimpin transformasi lebih mengandalkan kharisma dan wibawa dalam menjalankan kepemimpinannya.