Mindset orang-orang ini selalu selangkah lebih maju dibanding yang lain. Bagi mereka, menjadi Wealthy berarti melakukan perubahan nyata yang belum terjadi disekitarnya. Status kaya yang mereka miliki juga harus punya makna untuk orang disekitar.
Secara sederhana, dalam salah satu bukunya, Roger Hamilton menyebut Wealth adalah apa yang tersisa saat seluruh uang dan kekayaan yang kita miliki habis.
Baca Juga: Indonesia Beli 8 Unit Pesawat Osprey dari Amerika Serikat
Apa yang tersisa itulah yang dia sebut sebagai Wealth Foundation, yang terdiri dari Talent, Passion, Character, Knowledge, Network, dan Purpose.
Lewat keenam hal itulah orang orang wealthy membangun reputasi, menciptakan jaringan yang kuat, membekali diri dengan ilmu, keahlian, dan kompetensi. Uang dan harta berlimpah hanyalah “bonus”nya.
Hamilton juga memakai metafora. Menurutnya, kekayaan itu seperti taman, taman paling indah, yang bisa menarik banyak kupu-kupu.
Baca Juga: Gara-Gara Ujaran Kebencian Para Pengiklan Cabut, Saham Facebook Sempat Turun
Nah, orang-orang wealthy tidak membuat jaring untuk menangkap kupu-kupu, tapi membangun dan memperindah taman dengan keenam Wealth Foundation tadi.
Dengan begitu, kupu-kupu akan terus datang dan hinggap, bahkan semakin hari semakin banyak. Dengan kata lain, ketika kita terus membangun dan meningkatkan Wealth Foundation, lihatlah, uang dan kekayaan justru akan terus berdatangan menghampiri kita.
Untuk bisa mengelola keuangan dengan baik, kita harus belajar tentang pendidikan finansial. Kita harus paham bagaimana uang bekerja.