Anak-Anak yang Kehilangan Orang Tuanya Karena Covid-19 Berisiko Traumatis dan Depresi

- 29 Juni 2021, 18:35 WIB
Anak-Anak yang Kehilangan Orang Tuanya Karena Covid-19 Berisiko Traumatis dan Depresi
Anak-Anak yang Kehilangan Orang Tuanya Karena Covid-19 Berisiko Traumatis dan Depresi /Chinh Le Duc on Unsplash

SEMARANGKU  – Penelitian baru di Amerika menunjukkan bahwa anak-anak yang kehilangan orang tua mereka karena Covid-19 dapat mengalami trauma.

Anak-anak merespons dengan cara yang berbeda saat kehilangan orang tua mereka meninggal karena Covid-19.

Respons yang dimiliki oleh anak-anak tersebut bisa bergantung dengan usia, temperamen dan hubungan mereka, dan tak jarang juga menimbulkan trauma dan depresi.
 

"Anak-anak yang kehilangan orang tua berisiko meningkat dari kesedihan traumatis, depresi, hasil pendidikan yang buruk, dan kematian atau bunuh diri yang tidak disengaja, dan konsekuensi ini dapat bertahan hingga dewasa," dikutip dari healthline.

Peneliti juga mengingatkan mengenai beban anak-anak tersebut yang akan terus meningkat.
 
"Beban akan semakin berat karena korban tewas terus meningkat," kata para peneliti memperingatkan.

Bagi mereka kehilangan orang tua adalah hal yang sangat berdampak besar bagi kehidupan mereka.

Seorang psikolog anak mengatakan bahwa karena Covid-19, banyak anak-anak yang berjuang dengan kehilangan yang tragis dan tidak terduga.
 

"Mungkin benar-benar tiba-tiba atau mereka mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal dan terlibat dalam pengamatan budaya dan agama dan ritual berkabung yang membantu anak-anak dan keluarga melalui proses itu," katanya.

Selain itu anak-anak yang berusia lebih tua dapat lebih memahami kenyataan.
Meskipun mengingat karena Covid-19, tidak jarang mereka akan merasa bersalah dan beranggapan bahwa mereka yang membuat orang tua mereka jatuh sakit.

"Mereka mungkin berjuang dengan perasaan bersalah atau khawatir jika ada konflik atau tantangan yang benar-benar normatif dalam periode perkembangan itu, dan khawatir jika orang tua mereka tahu apa yang mereka maksudkan bagi mereka," kata Rosenblum.

"Mereka mungkin membutuhkan banyak kepastian bahwa orang tua mereka tahu betapa mereka mencintai mereka."tambahnya.

Selain itu mereka juga akan memunculkan kecemasan dalam diri mereka.
"Anak-anak berduka secara berbeda dan mereka juga berduka untuk jangka waktu yang berbeda," kata Njoroge.

Tanda anak-anak mungkin mengalami kesulitan yang besar akibat kematian orang tua karena Covid-19 adalah adanya perubahan dalam salah satu perilaku mereka.

Misalnya tidak menunjukkan minat untuk melakukan hal-hal yang mereka nikmati.

Gangguan pola makan, tidur, dan menghindari keterlibatan secara virtual atau sosial.

"Ketika perilaku anak-anak mulai mengganggu kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk berfungsi, saat itulah melampaui apa yang dapat ditangani oleh orang tua dan keluarga lain yang tersisa dan kapan mereka harus mencari bantuan," kata Njoroge.
 
Anak-anak yang kehilangan orang tua mereka karena pandemi Covid-19 ini harus segera dibantu agar tidak berjuang dalam kesedihan hingga depresi.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah