Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Akan Pidanakan Ormas yang Sebarkan Kebencian, Sindir FPI?
Baca Juga: Pemudik yang Pulang ke Solo Langsung Karantina 14 Hari, FX Rudy: Kalau Dibledoske Rugi Masyarakatnya
Dikatakan, gejala Bell’s Palsy biasanya hanya memengaruhi satu sisi wajah. Tapi tidak menutup kemungkinan menyerang kedua sisinya.
Gejalanya bervariasi tetapi umumnya satu sisi wajah tiba-tiba terasa lemah, kelopak mata atau sudut mulut yang terkulai, air liur yang keluar, ketidakmampuan untuk menutup mata atau mulut, perubahan rasa, dan keluarnya air mata yang berlebihan.
Gejala bisa muncul tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 72 jam. Pada kondisi yang lebih parah bisa membuat penderita lumpuh total.
Baca Juga: 3 Nama Calon Sekda Jateng, Keputusan di Tangan Ganjar Pranowo, Cek Siapa Saja
Baca Juga: Gempa Brebes, Sesar Brebes Aktif, BMKG Ingatkan Warga Jateng Hati-Hati Soal Ini
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menyebut kondisi ini bisa dialami orang-orang dari segala usia.
Faktor risikonya termasuk kehamilan, preeklampsia, obesitas, hipertensi, diabetes, dan penyakit saluran pernapasan atas
“Lalu, haruskah Anda khawatir tentang vaksin COVID-19 yang menyebabkan Bell’s Palsy? Mungkin tidak, karena tidak ada hubungan yang ditemukan,” tandasnya. ***