Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap Hingga Munculnya Tradisi Bagi Umat Islam di Berbagai Daerah

- 28 Oktober 2020, 06:45 WIB
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap Hingga Munculnya Tradisi Bagi Umat Islam
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap Hingga Munculnya Tradisi Bagi Umat Islam /Pixabay/

SEMARANGKU – Sampai sekarang sejarah maulid Nabi Muhammad SAW atau dikenal dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW tetap dikenang dan dirayakan umat Islam di berbagai Negara.

Kita tahu bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sejarah yang luar biasa yang patut kita teladani sebagai umat Islam.

Misalnya, sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membuat semua tumbuhan di Arab berbuah. Selain itu, tentara gajah yang hendak menghancurkan Ka'bah telah hancur.

Baca Juga: 15 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW Cocok untuk Status Instagram, WA maupun Twitter dan Facebook

Oleh karenanya, banyak ulama mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun gajah. Yaitu, tahun di mana tentara gajah yang dipimpin Abrahah terbunuh oleh kerikil kecil dari neraka yang dibawa burung Ababil.

Selain itu, terdapat kisah pamannya bernama Abu Lahab merasakan senang luar biasa atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia. Tapi, di akhir ayatnya dia tidak bisa masuk Islam. Namun, Allah memberikan keringanan siksaan pada hari Senin atas kebahagiaan kelahiran Nabi Muhammad.

Tidak hanya itu, sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam dari suatu daerah ke daerah tidak selamanya berjalan mulus.

Baca Juga: Cara Dapat Bantuan Kuota Internet Gratis dan Uang Tunai dari Telkomsel di Momen Hari Sumpah Pemuda

Misalnya di kota Thaif, Nabi Muhammad SAW dilempar batu hingga berdarah. Namun, tidak lantas membalasnya, melainkan berdoa bahwa di antara mereka bahkan keturunannya bisa masuk Islam.

Pertanyaannya, bagaimana sejarah maulid Nabi Muhammad SAW bisa menjadi tradisi di Indonesia bahkan dirayakan umat Islam di mana-mana?

Berikut Semarangku merangkum sejarah sejarah maulid Nabi Muhammad SAW dikutip dari NU Online, sebagai berikut:

Baca Juga: Untuk Pelanggan Nonsubsidi, Ini Cara Cek Apakah Dapat Keringanan Tarif Listrik PLN atau Tidak via WA

Momen kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awwal diperingati oleh Muslim di seluruh dunia dengan perayaan Maulid termasuk di Indonesia.

Khusus di Indonesia, peringatan Maulid Nabi SAW dilakukan dengan berbagai ekspresi, ada pembacaan dhiba’ atau barzanji, event, seminar, dan lainnya.

Masyarakat Jawa, misalnya, merayakan Maulid dengan membaca Manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba’, Saroful Anam, Burdah, dan lain-lain.

Baca Juga: Hanya Untuk Kamu! Kuota Internet Gratis 20 GB, 42 GB, 50 GB Cair Lagi, Ini Syarat dan Cara Dapatnya!

Selesai membaca Manaqib Nabi Muhammad, biasanya masyarakat menyantap makanan bersama-sama yang disediakan secara gotong royong oleh warga.

Umat Islam tidak hanya bergembira merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga bersyukur atas teladan, jalan hidup, dan tuntutan yang dibawa oleh Nabi.

Bangsa Indonesia tidak hanya beragam atau majemuk dalam hal agama, suku, bahasa, seni, dan lain-lain, tetapi juga beragam dalam mengekspresikan tradisi amaliyah keagamaan seperti Maulid.

Baca Juga: Tahap 2 Cair Bro! Cek Kuota Internet Gratis Kemdikbud di HP Sekarang, Bisa Dapat 50 GB Lho

Seperti di Sulawesi Selatan yang merayakan Maulid dengan cara yang unik. Perayaan Maulid tersebut dinamakan Maudu Lompoa atau Maulid Akbar. Bahkan dirayakan lebih ramai dari hari raya Idul Fitri.

Maudu Lompoa berarti Maulid Besar atau lebih dikenal sebagai puncak peringatan maulid. Dalam perayaan ini, warga mengarak replika perahu Pinisi yang dihias beraneka ragam kain sarung dan dipamerkan di tepi sungai.

Salah satu daerah yang terkenal dalam perayaan ini ialah Desa Cikoang, Kecamatan Laikang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Setelah dipamerkan, replika perahu sepanjang lima meter tersebut diangkat dan diarak warga keliling desa.

Baca Juga: Kumpulan Kata-kata Ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020, Cocok untuk Status WA dan IG

Sepanjang acara, tabuhan gendang atau seni musik Gandra Bulo khas masyarakat lokal terus terdengar.

Di dalam perahu, disimpan makanan nasi ketan khas Makassar atau biasa disebut Songkolo dan dihias telur berwarna-warni. Sajian makanan ini melambangkan bahtera yang membawa berkah bagi masyarakat Cikoang.

Setelah prosesi arak selesai, makanan ini dipersembahkan dalam puncak Maudu Lompoa di Baruga, yang dipimpin oleh pemimpin ritual yang biasa disebut Sayye.

Baca Juga: Hanya dengan KTP Kamu Bisa Cek Daftar Penerima BLT Banpres UMKM melalui eform.bri.co.id, Ini Caranya

Secara historis, perayaan Maudu Lompoa ini melambangkan sejarah masuknya agama Islam di wilayah selatan pulau Sulawesi yang dibawa oleh pedagang-pedagang Arab.

Peringatan Maudu Lompoa ini juga menjadikan Cikoang, yang berjarak 80 kilometer dari Makassar menjadi tujuan wisata budaya yang menarik bagi wisatawan.

Itulah, sejarah maulid Nabi Muhammad Saw lengkap hingga memunculkan tradisi dan penyebutan bagi umat Islam berbagai daerah di Indonesia.***

Editor: Heru Fajar

Sumber: NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x