Baca Juga: Surat At Takatsur Ayat 1-8 Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya
Kemudian, Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq mengizinkan Bilal untuk tidak mengumandangkan adzan dan menyuruhnya pergi dari Madinah. Bilal pun pergi meninggalkan kota Madinah menuju kota Syam menaiki unta.
Berbulan-bulan Bilal berada di Syam. Sampai suatu malam, dia bermimpi bertemu Rasulullah seraya berkata.
“Alangkah keringnya hatimu, Wahai Bilal. Alangkah gersangnya hatimu, Wahai Bilal. Sudah lama kau tidak mengunjungiku. Sudah lama kau tidak bersumpah denganku. Tidak adakah rasa rindumu terhadapku wahai bilal?”
Baca Juga: Surat Al Maun Ayat 1-7 Arab Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya
Baca Juga: Surat Al Ashr Ayat 1-3 Arab Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya
Lalu, Bilal terbangun dari mimpinya dan menangis sangat keras. Kemudian, saudara-saudara bilal menyuruhnya untuk berziarah ke makam Rasulullah. Dia pun mengambil untanya dan melanjutkan perjalanan dengan derai air mata.
Sesampainya di makam Rasulullah, dia pun bersimpuh dan mengatakan kerinduannya. Saat itulah, Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq menepuk pundak Bilal dan membujuknya untuk melantunkan adzan kembali. Bilal pun menyetujui permintaan Abu Bakar.
Bilal bin Rabah pun menaiki mimbar dan mengumandangkan adzan. Para jamaah pun menangis termasuk juga Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq.
Baca Juga: Surat An Nasr 1-3 Arab Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya