Gambaran Jembatan Shiratal Mustaqim dalam Islam, Jangan Baca Jika Takut Merinding

- 6 Agustus 2021, 19:48 WIB
Gambaran dalam Hadis Jembatan Shiratal mustaqim dalam Islam
Gambaran dalam Hadis Jembatan Shiratal mustaqim dalam Islam /Tangkapan Layar Youtube Cahaya Ilahi/

SEMARANGKU - Gambaran jembatan Shiratal Mustaqim dalam Islam sudah banyak dibahas oleh Al-Quran, Hadis, maupun perkataan para ulama.

Seringkali sesepuh mengingatkan bagaimana kondisi seluruh manusia yang ingin melalui jembatan Shiratal Mustaqim.

Pada jembatan Shiratal Mustaqim ini sebagai penentu apakah layak sebagai penghuni surga atau neraka.

Jembatan ini terbentang panjang dan jika tergelincir maka akan masuk ke dalam nekara yang membara.

Baca Juga: Ciri-Ciri Istri Sebagai Penyebab Rezeki Rumah Tangga Seret dan Tidak Lancar dalam Islam

Seorang mukmin yang memiliki amal yang banyak maka dia akan sampai ke surga seperti kitat menyambar.

Seorang mukmin yang suka pergi ke masjid untuk beribadah, maka dia akan menaiki masjid untuk melewati jembatan tersebut layaknya hewan tunggangan.

Ada juga yang sampai sangat lama karena terkatung katung saat melewati jembatan shiratal mustaqim.

Baca Juga: Jangan Mandi di 3 Waktu Terlarang dalam Islam Ini, Bisa Mati Secara Mendadak

Sebab, kesuksesan seseorang melewati jembatan ini yakni tergantu dari amal amalnya selama hidup di dunia.

Jika alam kebaikan lebih sedikit dan keburukan lebih banyak, maka ia akan tergelincir dan masuk ke dalam api neraka yang menyala nyala.

Oleh karenanya, untuk mengetahui gambaran jembatan Shiratal Mustaqim dalam Islam bisa membaca sampai tuntas di sini.

Baca Juga: Tulisan dan Bacaaan Doa Akhir Tahun Islam 1442 H atau 1 Muharram Sebelum Maghrib, Arab, Latin dan Artinya

Dikutip Semarangku dari video yang diunggah kanal You Tube Hidayah Ilahi Official pada 31 Agustus 2020, jembatan Shiratal Mustaqim sebagai penentu terakhir seorang mukmin berada di dalam surga.

Pada jembatan tersebut, satu persatu orang melintasi jembatan yang sangat tipis dan tajam.

Pinggir-pinggirnya pun penuh besi melengkung, penuh duri, dan pengait yang akan mencelakakan siapa pun yang melintas kecuali diselamatkan Allah.

Orang yang melewati jembatan tersebut hanya orang yang beriman baik iman sempurna atau sekecil biji sawi, sebab orang kafir telah digiring ke neraka karena tidak memiliki amal apa pun untuk dihisap dan ditimbang.

Kelak manusia akan melewati jembatan sesuai dengan cara dan kondisinya masing-masing. Di situlah amal ibadah di dunia sebagai bekal untuk melewati jembatan Shiratal Mustaqim untuk menuju surga, tempat yang kekal dan kenikmatan yang luar biasa.

Baca Juga: Tulisan dan Bacaan Doa Awal Tahun Baru Islam 1443 H Tahun 2021, Arab, Latin, dan Artinya

Jika di dunia memiliki amal yang sedikit, maka bersiaplah tergelincir dan jatuh pada kobaran api neraka di bawahnya.

Sebaliknya, jika memiliki amal yang banyak, dia akan selamat secepat kilat.

Saat itulah, semua manusia sangat tegang bahkan mereka tidak ingat pada siapa pun kecuali dirinya sendiri.

Hal inilah yang menjadi kekhawatiran Sayyidah Aisyah di depan Nabi Muhammad Saw dalam keadaan menangis. Maka, Rasulullah Saw menjawab, “Ada tiga tempat seseorang tidak ingat kepada siapa pun termasuk keluarganya, yaitu: pertama, saat timbangan amal sampai ia tahu apakah amalnya berat atau ringan. Kedua, saat berterbangannya amal sampai ia tahu di mana catatan amalnya jatuh sebelah kanan, kiri, atau sebelahnya. Ketiga, saat berada di jembatan Shiratal Mustaqim yang dipasangkan di antara punggung neraka Jahanam sampai mereka mengetahui apakah bisa melintas atau tidak.” (HR. Abu Dawud).

 

Nanti, manusia diminta melintasi jembatan Shiratal Mustaqim yang tajam nan tipis di atas kobaran api Jahanam mulai dari manusia pertama melintasi, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sampai terakhir, adalah seorang lelaki yang hangus terbakar api dan menghadapi kesulitan melintas di atas Shiratal Mustaqim.

Baca Juga: Cara Menulis Azimat Bismillah 113 di Malam Bulan Muharram, Ini Hasiat dan Manfaatnya

Diriwayatkan At-Tabrani dari Ibu Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda, “Jembatan Shiratal Mustaqim dipasangkan di tengah-tengah neraka Jahanam seperti pedang tipis dan sangat tajam. Ia adalah jembatan licin dan menggelincirkan.

Di atasnya terdapat besi-besi pengait dari api yang siap menyambar, mengait, dan menghempaskan ke neraka. Di antara mereka ada yang melintas secepat petir, dia berhasil selamat dengan cepat tanpa bergelantung pada jembatan.

Adapula yang melintas secepat angin, dia berhasil melintas dan tak melekat di atasnya. Adapula yang melintas secepat kuda, orang berlari, berjalan cepat, berjalan normal dan terakhir yang melintas seorang lelaki yang hangus terbakar api dan menghadapi kesulitan melintas di atasnya. Kemudian, Allah memasukkan ke dalam surga berkat karunia-Nya dan rahmat-Nya.”

Baca Juga: Hukum Istri Menikah Lagi Setelah Ditinggal Suami Bertahun-Tahun Tanpa Nafkah Batin, Ini Penjelasan Abdul Somad

 

Begitulah jembatan Shiratal Mustaqim, sebuah jembatan yang mengerikan dan sebagai penentu menuju kehidupan yang kekal di surga. Maka, orang yang selamat yaitu seseorang yang memiliki amal yang baik selama hidup di dunia. Sebaliknya, amal yang sedikit, maka ia akan mengalami kesusahan bahkan banyak pula tergelincir ke dalam neraka dan disiksa sesuai dengan dosa yang pernah ia perbuat di dunia.

Oleh karena itu, jika ingin melintasi jembatan Shiratal Mustaqim seperti secepat kilat dan petir, maka jagalah shalat lima waktu secara berjamaah.

 

Hal ini disampaikan Rasulullah Saw, “Barang siapa menjaga shalat lima waktu secara berjamaah, maka ia menjadi orang pertama yang melintas di jembatan Shiratal Mustaqim cepatnya seperti kilat menyambar. Kemudian, dikumpulkan Allah bersama orang tabiin.” (HR. At-Tabbrani dari Abu Hurairah dan Ibnu Abbas).***

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x