Ustadz Abdul Somad: Apa Gunanya Doa jika Takdir Manusia Sudah Tertulis di Lauhul Mahfudz? 

25 Maret 2023, 17:05 WIB
Ustadz Abdul Somad: Apa Gunanya Doa jika Takdir Manusia Sudah Tertulis di Lauhul Mahfudz / /Pixabay/Konevi/

SEMARANGKU - Ustadz Abdul Somad menjelaskan apa gunanya doa jika takdir manusia sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, apakah doa berpengaruh?

Ustadz Abdul Somad menerangkan Allah SWT sudah menuliskan semua takdir manusia di kitab Lauhul Mahfudz. Qadha dan qadar telah ditentukan jauh sebelum manusia ada, lalu apa gunanya doa?

Menurut Ustadz Abdul Somad takdir Allah terbagi 2, berdasarkan kesepakatan para ulama. Pertama takdir yang tidak bisa dirubah (takdir Mubram), dan takdir yang dapat berubah sebab ikhtiar manusia dan kehendak Allah SWT (takdir Mu'allaq).

Baca Juga: 8 Hal yang Dapat Membatalkan Puasa Kita, Salah Satunya Haid: Simak Penjelasan dan Cara Membayar Hutang Puasa

Ustadz Abdul Somad menerangkan doa yang kita panjatkan dapat merubah takdir Mu’allaq, lalu mengutip sebuah hadits.

Dari hadits riwayat Tsauban, Rasulullah SAW bersabda,

"Tidaklah akan bertambah umur (seseorang) kecuali dengan kebaikan, dan tidaklah akan dapat menolak takdir kecuali doa.”

Baca Juga: Kajian Ustadz Abdul Somad, Amalan Yang Paling Dicintai Allah SWT Bersumber dari Hadits Shahih

Doa merupakan sunnah para nabi-nabi. Termasuk Rasulullah SAW yang berdoa di malam perang Badar.

Doa menunjukkan kita butuh kepada Allah SWT, mengharap rahmat dan anugerahnya kepada manusia. 

Sebab ini penting, jika turun rahmat Allah SWT, maka mudahlah kehidupan kita di dunia dan akhirat. 

Ustadz Abdul Somad menyebutkan doa adalah puncaknya ibadah, doa juga merupakan senjata orang mukmin.

Orang yang tidak mau berdoa adalah orang yang sombong, orang yang mengingkari sunnah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW telah bersabda untuk meminta setiap kebutuhan kepada Allah SWT, meski perkara kecil sekalipun.

Dari hadits riwayat Anas bin Malik r.a, Rasulullah SAW bersabda,

"Hendaklah salah seorang dari kalian memohon setiap kebutuhannya kepada Rabbnya, hingga tali sandal yang putus pun, tetaplah memohon kepada-Nya.”

Lalu mengapa ada doa yang tidak dikabulkan?

Ustadz Abdul Somad menjawab pertanyaan ini dengan indah, sebenarnya Allah SWT ingin memberikan manusia itu pahala yang lebih besar daripada jihad fisabilillah, lebih hebat daripada haji mabrur, lebih utama daripada qurban dan sedekah.

Ibadah itu bernama ridha, menerima ketetapan yang Allah SWT telah berikan. Itulah balasan bagi doa-doa yang belum dikabulkan.

Mudah saja bagi Allah SWT untuk menjawab semua doa hamba-Nya, cukup kun maka fayakun, Allah hanya perlu mengucapkan “Jadilah”, maka semua akan terjadi.

Ustadz Abdul Somad mengajarkan kita tetap memanjatkan doa walaupun takdir telah tertulis di Lauhul Mahfudz, apa yang terjadi setelahnya kita ridha menerimanya, maka itulah sesungguhnya seorang mukmin.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler