Donald Trump Mulai Terapi dengan Remdesivir untuk Lawan Covid-19 di Tubuhnya

- 4 Oktober 2020, 06:00 WIB
Donald Trump Mulai Terapi dengan Remdesivir Untuk Lawan Covid-19 di Tubuhnya
Donald Trump Mulai Terapi dengan Remdesivir Untuk Lawan Covid-19 di Tubuhnya /Twitter @realDonaldTrump/.*/Twitter @realDonaldTrump

SEMARANGKU – Setelah dikabarkan terserang COVID-19, Donald Trump diberikan remdesivir untuk melawan infeksi COVID-19 ia alami.

Dokter kepresidenan Gedung putih memberikan presiden Donald Trump salah satu obat eksperimental paling terkemuka dalam perang melawan virus corona untuk membantu meredakan penyakitnya yaitu remdesivir.

Dokter kepresidenan, Angkatan Laut Cmdr. Sean Conley mengatakan tentang kondisi Trump yang telah memulai terapi dengan obat remdesivir.

Baca Juga: Cerita Guru, Mahasiswa, dan Orang Tua Tentang Kuota Internet Gratis Kemendikbud Bersama Nadiem

Baca Juga: Info Terbaru Bantuan Kuota Internet Gratis dari Kemdikbud, Daftarkan Nomormu dengan Cara Ini

Obat tersebut telah diizinkan untuk pasien COVID-19 oleh Food and Drug Administration dengan catatan untuk penggunaan darurat, setelah dilakukan beberapa percobaan yang menunjukkan keefektifan dalam beberapa situasi tertentu.

Sebagai tindakan pencegahan, Trump diterbangkan pada hari Jumat ke Walter Reed Military Medical Center dekat Washington setelah dinyatakan positif COVID-19.

"Presiden telah mengkonsumsi dosis pertamanya dan sedang beristirahat dengan nyaman," tulis Conley terkait presiden Trump dirilis melalui Gedung Putih, sebagaimana dikutip Semarangku dari USA Today.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Cair Rp 1,2 Juta, Sudahkah Terdaftar di kemnaker.go.id

Baca Juga: CAIR LANGSUNG! Ini Panduan Cara Daftar BLT Kemensos Rp500 Ribu per KK non PKH

Tidak seperti hydroxychloroquine, remdesivir kurang memang kurang terkenal.

Akan tetapi, keputusan untuk pemberian obat tersebut didukung dan dijaga ketat oleh Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular di Institut Kesehatan Nasional.

Penelitian terhadap 400 pasien rumah sakit menemukan 74% yang mengkonsumsi remdesivir menjadi lebih baik setelah 14 hari dibandingkan dengan 59% yang tidak mengkonsumsinya.

Baca Juga: Info Terbaru Cara Daftar BLT Subsidi Gaji untuk Guru Madrasah dan Tenaga Honorer, Dapat Rp 2,4 Juta

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis dari Kemendikbud Kamu Dapatkan? Yuk Lapor di Sini!

Sekitar 8% pasien yang diobati dengan remdesivir meninggal pada akhir minggu kedua mereka di rumah sakit, sedikit lebih baik daripada 12% yang tidak memakai remdesivir.

Sekitar 84% pasien kulit hitam menunjukkan perbaikan pada akhir dua minggu rawat inap, dibandingkan dengan 76% pasien Latin, 67% untuk orang Amerika keturunan Asia dan kulit putih non-Hispanik.

Dua bulan setelah remdesivir disetujui untuk pengobatan COVID-19, Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan mengatakan telah mendapatkan 500.000 rangkaian pengobatan remdesivir dan berencana untuk meningkatkan ketersediaannya secara bertahap. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Usatoday


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah