Timor Leste Semakin Miskin, Eks Presiden: Minggu Depan Mungkin Truk dari Kupang Kirim Mie Instan

- 22 September 2020, 13:32 WIB
MANTAN Presiden Ramos Horta sempat marah karena Australia memata-matai Timor Leste untuk mengambil keuntungan dalam negosiasi eksplorasi sumbar daya alam.*
MANTAN Presiden Ramos Horta sempat marah karena Australia memata-matai Timor Leste untuk mengambil keuntungan dalam negosiasi eksplorasi sumbar daya alam.* /AFP

SEMARANGKU - Timor Leste, negara yang menyatakan pisah dari Indonesia, kini menjadi salah satu dari beberapa negara termiskin di dunia.

Diketahui, Timor Leste menempati posisi ke-152 dari daftar 162 negara termiskin di dunia.

Menurut survey, pada 2019 ada sekira 45,7 persen atau sekitar 559.000 warga Timor Leste yang dinyatakan berada di bawah batas kemiskinan.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Selasa 22 September 2020, Emas Antam, Retro, Batik, UBS Pegadaian Update Terbaru

Baca Juga: Sinopsis Drive Hard Bioskop Trans TV Malam Ini, Mantan Pembalap Jadi Pengemudi untuk Misi Perampokan

Hal tersebut diperparah dengan rendahnya masyarakat yang menerima fasilitas kesehatan dan pendidikan yang layak.

Sebagaimana dikutip Semarangku dari artikel di Zona Jakarta yang berjudul: Kemiskinan Hantui Timor Leste, Mantan Presiden: Mungkin Minggu Depan Truk dari Kupang Bawa Super Mi!

Masuknya Timor Leste sebagai negara miskin dunia dilaporkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).

Baca Juga: Aksi Peduli Bencana Kebakaran, Cah Kendal Ra Beri Bantuan Sembako, Pakaian dan Uang Tunai

Baca Juga: Sinopsis Triple 9 Bioskop Trans TV Malam Ini, Aksi Perampokan Sekelompok Polisi Korup dan Kriminal

UNDP merupakan salah satu sistem Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk memaksimalkan potensi negara-negara dunia dalam sisi pembangunan, termasuk di Timor Leste.

Sejak tahun 1999, UNDP berperan dalam pemulihan pasca-konflik dengan Indonesia.

Namun sampai saat ini yang didapat Timor Leste malah kemunduran ekonomi plus pandemi corona.

Program tersebut melakukan pembangunan berkelanjutan dan kini berfokus menempatkan Timor Leste pada pemerintahan yang demokratis dan efektif.

Baca Juga: Pemprov Jateng Dapat Penghargaan dari Kemenkeu Atas WTP 5 Kali Beruntun, Ganjar: Sebenarnya 9 Kali

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Sudah Masuk ke Nomor Indosat, Ada yang 20 GB Untuk Pelajar

Ditambah, berfokus pula dalam pengelolaan lingkungan yang ada di Timor Leste.

Berdasarkan laporan dari UNDP Timor Leste, sejak negara tersebut merdeka atau pada 20 Mei 2002 lalu, terdapat tiga bidang yang menjadi fokus UNDP untuk membantu Timor Leste berkembang.

Bidang-bidang tersebut bertujuan untuk membina budaya pemerintahan demokratis yang efektif dan efisien, pengurangan kemiskinan, pengelolaan sumber daya lingkungan, dan kohesi sosial serta pencegahan konflik.

Seperti diketahui,

Dikutip Zonajakarta.com dari The Oekusi Post, salah satu program pemerintah yang saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak adalah mengelabui petani dengan mempromosikan hasil pertaniannya, namun nyatanya anggota pemerintahannya lebih memilih menerima beras impor dari luar negeri yang sudah tidak bergizi lagi.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Pada Kamis 13 Agustus 2020 ada sekitar tiga orang menteri yang berbondong-bondong menjemput enam ribu beras impor dari Vietnam.

Mereka sangat berani dan senang sekali memamerkan beras impor yang akan dijadikan ketahanan pangan nasional. Mereka tidak malu karena beras dalam hal ini sudah kurang gizi, namun mereka tetap rela merogoh kocek ribuan dolar AS untuk membelinya.

Timor Leste rawan pangan. Indeks Kelaparan Global 2017 mengkategorikan Timor-Leste sebagai negara yang menderita tingkat kelaparan yang serius.

Situasi ini adalah akibat langsung dari produktivitas pertanian yang buruk, pendapatan yang rendah, infrastruktur yang belum berkembang dan kerentanan pasokan pangan Timor-Leste terhadap dampak harga pangan global dan variasi iklim.

Baca Juga: Sinopsis Putri Untuk Pangeran RCTI Selasa 22 September 2020, Perubahan Mel Diragukan

Baca Juga: Sinopsis Samudra Cinta SCTV Malam Ini Selasa 22 September 2020, Cinta Sangat Menyukai Bintang

“Namun, situasi ini tidak berarti pemerintah harus mengimpor beras pecah dari luar negeri. Beras lokal yang diproduksi oleh petani lokal di dalam negeri penuh dengan gizi yang baik tapi sayangnya pemerintah tidak mau membelinya," kata seorang komentator.

Tiga menteri yang mengunjungi nasi pecah di pelabuhan Dili adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Joaquim Amaral, Menteri Perhubungan dan Komunikasi José Agustinho da Silva, Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri José Lucas do Carmo da Silva.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Joaquim Amaral mengatakan, pemerintah membeli beras patah ini dengan tujuan mengantisipasi kelaparan saat wabah Covid-19.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Hari Ini Selasa, 22 September 2020, Ada LIDA Liga Dangdut 2020: KONSER SOSMED

Baca Juga: Benyamin Sueb Jadi Tema Google Hari Ini, Ternyata Ini Serangkaian Prestasinya!

"Hari ini kami datang ke sini untuk menyaksikan beras yang kami beli selama krisis Covid-19. Saat itu, semua negara tidak menjual beras karena upaya pemerintah melakukan negosiasi dengan pemerintah Vietnam, membeli beras untuk menjamin stok nasional kita, ”kata Menteri Joaquim.

Tetapi ketika foto tiga menteri diposting di Halaman Penggemar MCAE, itu segera menarik reaksi dari mantan Presiden Republik dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian José Ramos Horta dengan komentar yang tidak setuju dengan kebijakan ini.

“Hanya di Timor-Leste. Rombongan menteri menuju pelabuhan untuk menyambut kedatangan kiriman beras dari Vietnam yang dibayar penuh oleh TL, ”kata Ramos Horta.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Selasa 22 September 2020, Emas Antam, Retro, Batik, UBS Pegadaian Update Terbaru

Baca Juga: Pemprov Jateng Dapat Penghargaan dari Kemenkeu Atas WTP 5 Kali Beruntun, Ganjar: Sebenarnya 9 Kali

“Mungkin minggu depan untuk menunjukkan prestasinya Menteri akan pergi ke perbatasan darat di Mota Ain untuk menyambut kedatangan truk dari Kupang membawa berbagai macam barang dagangan seperti mie super dan rokok ?,” tanyanya.*(ZJ)(Lusi Nafisa/Zona Jakarta)***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x