SEMARANGKU – Sebuah rekaman video yang menunjukkan penggunaan kekerasan oleh aparat kepolisian Hongkong terhadap seorang gadis remaja berusia 12 tahun. Warga dan pegiat Hak Anak langsung protes tuntut permintaan maaf dan penyelidikan soal kekerasan polisi itu.
Semua gara-gara saat gadis 12 tahun itu dijepit Polisi ke tanah saat aksi protes terhadap pembungkaman hak politik tengah berlangsung pada Minggu, 6 September 2020 dan memicu timbulnya kecaman yang luas dari warga dan pemerhati hak anak setempat.
Kecaman terseut diungkapkan melalui petisi yang menuntut proses penyelidikan dan permintaan maaf kepolisian atas perlakuan terhadap gadis remaja tersebut.
Baca Juga: Woojin Ex Stray Kids Beri Klarifikasi Tentang Dugaan Pelecehan Seksual yang Libatkan Dirinya
Baca Juga: Borobudur Marathon 2020 Tetap Digelar, Ganjar Pranowo: Terus Berlari di Tengah Pandemi
Rekaman memperlihatkan saat gadis tersebut sedang berjalan di area perbelanjaan di Hong Kong di dekat lokasi di mana petugas polisi anti huru hara sedang berusaha menghentikan demonstran berkumpul.
Gadis itu terlihat berlari ketika beberapa petugas polisi mendekati dan mengejarnya. Hal ini memicu kemarahan warga yang berada di lokasi kejadian.
Video yang direkam oleh reporter lokal tersebut dengan cepat menuai banyak komentar kritis di media sosial. Pada hari Selasa, guru, psikolog dan pekerja sosial mengedarkan petisi yang menuntut permintaan maaf dari pihak berwenang dan menyerukan agar petugas yang terlibat diselidiki.
Baca Juga: Di Sragen Sebanyak 77 Nakes Positif Covid-19, Ganjar Pranowo Siapkan Tim Untuk Rescue RSUD Sragen