AS Berusaha untuk Menyita Hampir 300 Akun Peretas Korea Utara

- 29 Agustus 2020, 07:30 WIB
AS Berusaha untuk Menyita Hampir 300 Akun Peretas Korea Utara
AS Berusaha untuk Menyita Hampir 300 Akun Peretas Korea Utara /Tangkap Layar Yonhap News/

SEMARANGKU - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis, 27 Agustus 2020 meyebutkan pihaknya telah mengajukan keluhan untuk kehilangan 280 akun cryptocurrency yang diduga terkait dengan aktivitas peretasan oleh aktor Korea Utara.

"Departemen Kehakiman hari ini mengajukan keluhan untuk penyitaan perdata yang merinci dua peretasan pertukaran mata uang virtual oleh aktor Korea Utara," tertulis dalam rilis departemen tersebut.

"Para aktor ini mencuri cryptocurrency senilai jutaan dolar dan akhirnya mencuci dana melalui pedagang cryptocurrency over-the-counter (OTC) China," lanjutnya.

Baca Juga: Jadwal Tayangan Acara Trans TV Hari Ini Sabtu, 29 Agustus 2020, Ada Film American Ultra

Baca Juga: Jadwal Tayangan Acara Indosiar Hari Ini Sabtu, 29 Agustus 2020, Ada Konser Hijrah Cinta

Dilansir Semarangku dari Yonhap News pada Jumat, 28 Agustus 2020 peretas Korea Utara pada kesempatan lain juga disebut telah mencuri US $250 juta dalam bentuk cryptocurrency. Pertukaran aktivitas peretasan ini terungkap sejak awal tahun.

"Tindakan hari ini secara terbuka mengungkap hubungan yang sedang berlangsung antara program peretasan dunia maya oleh aktor Korea Utara dan jaringan pencucian uang cryptocurrency China," sebut pernyataan itu.

Dalam aduan yang diajukan, satu dari dua pelaku peretasan yang disebut telah mencuri cryptocurrency dan token senilai lebih dari $272.000 pada Juli 2019 lalu.

Baca Juga: Jadwal Tayangan Acara Global TV Hari Ini Sabtu, 29 Agustus 2020, Ada Rambo 3

Baca Juga: Jadwal Tayangan Acara ANTV Hari Ini Sabtu, 29 Agustus 2020, Ada Belenggu Dua Hati

Sementara pada kasus lainnya telah mengambil hampir $2,5 juta dalam bentuk mata uang virtual dan dana lain dari perusahaan AS pada bulan September 2019.

"Meskipun kemungkinannya Korea Utara tidak akan berhenti mencoba menjarah sektor keuangan internasional untuk mendanai rezim ekonomi dan politik yang gagal, namun tindakan seperti ini menjadi pesan yang kuat kepada sektor swasta dan pemerintah asing mengenai manfaat bekerja dengan kami untuk melawan ancaman ini," tambahnya.

Keluhan terkait peretasan ini muncul satu hari setelah Komando Siber AS mengeluarkan peringatan bersama dengan FBI dan lembaga AS terkait lainnya terhadap serangan siber Korea Utara yang menyasar skema pembayaran tunai ATM pada bank-bank di berbagai negara.

Baca Juga: Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Hari Ini, Sabtu 29 Agustus 2020, Ada Klub Rumah Pohon

Baca Juga: PuriCare Wearable Air Purifier, Masker Elektronik yang akan Dirilis LG, Cek Bocoran Spesifikasinya!

Departemen Kehakiman AS juga menambahkan bahwa penyelidikan terhadap dua peretasan Korea Utara ini telah didukung oleh Komando Siber AS, dan FBI.

AS sendiri menyakini bahwa Korea Utara memiliki hingga 6.000 peretas terlatih yang tersebar di berbagai negara, termasuk di China.

Sebelumnya, pemerintah AS juga menuduh Korut telah berusaha merampok setidaknya $ 2 miliar sejak 2015 dan diduga telah berhasil meretas bank dan transaksi keuangan internasional di lebih dari 30 negara.

Baca Juga: Tragedi 10 Sura, Kisah Pembunuhan Husein bin Ali, Cucu Kesayangan Nabi

Baca Juga: Member BlackPink Akui Lagu Ice Cream Tidak Sesuai Dengan Mereka

"Karena Korea Utara menjadi lebih berani dalam upaya mereka untuk mencuri uang menggunakan teknik pencucian uang yang canggih.

Investigasi Keamanan Dalam Negeri (HSI) akan terus memberikan tekanan dengan mengungkap transaksi penipuan mereka," kata Agen Khusus HSI, Steven Cagen.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Yonhap News Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah