Hwasong-18, yang dideskripsikan sebagai rudal balistik tiga tingkat, ditembakkan dari dekat Pyongyang dan terbang sejauh 1.000 km, sebelum jatuh di perairan di Korea Utara.
Baca Juga: Mengenal Protection Visa, Perlindungan yang Diajukan TikToker Awbimax Gegara Kritik Daerah Lampung
Peluncuran Hwasong-18 ini digelar 2 hari sebelum hari libur paling penting di Korea Utara, yaitu hari peringatan kelahiran Kim Il Sung, pendiri Korea Utara.
KCNA menyatakan rudal balistik Hwasong-18 akan mempercepat respon untuk serangan nuklir dan mendukung strategi militer Korea Utara.
Test ini diawasi langsung oleh Kim Jong Un, yang ditemani putrinya.
Pengamat menyebutkan penggunaan rudal berbahan bakar padat akan sangat membantu dalam krisis dan konflik.
Bahan bakar akan diisi saat pembuatan rudal, sehingga siap digunakan kapan saja jika dibutuhkan.
Hal ini akan membuat Amerika Serikat dan Korea Selatan, tidak punya banyak waktu untuk memburu dan menghancurkan rudal tersebut.
Pengembangan rudal balistik ICBM berbahan bakar padat, telah menjadi misi utama Korea Utara.
Sebagian besar rudal balistik di negara lain masih menggunakan bahan bakar cair, yang membutuhkan banyak waktu untuk mengisinya menggunakan propelan di lokasi peluncuran rudal, proses ini juga memakan waktu dan berbahaya.