Sementara, Rusia menampik tuduhan tersebut, dan menyatakan drone itu jatuh ketika membuat manuver yang tajam.
Pejabat Militer AS berkata bahwa mengangkat kembali puing drone akan sulit karena kedalaman perairan di Laut Hitam.
Namun, Moscow Times melaporkan angkatan laut Rusia telah mendeteksi puing drone berada di kedalaman 850-900 meter (2.788-2.952 kaki), dan berjarak 60 km dari kota pelabuhan Sevastopol, Krimea.
Walaupun, Rusia dan AS terlihat memanas atas insiden drone ini, tetapi pihak AS tampaknya ingin mendinginkan situasi, dengan menyatakan tidak jelas apakah pilot Rusia dengan sengaja menghantam pesawat tanpa awak tersebut.
Pemerintah Rusia juga menekankan perlunya menjalin hubungan komunikasi dengan Washington setelah insiden tersebut.
Meski di satu sisi mereka dengan tegas mencela AS, karena mengoperasikan pesawat pengintai di perbatasan Rusia, serta berbagi intelijen militer dengan Ukraina yang akan digunakan untuk menyerang pasukan Rusia.
2 orang pejabat AS mengatakan kepada Reuters, misi penerbangan untuk operasi pengintaian di Laut Hitam berlanjut, meski Rusia menenggelamkan drone MQ-9. Sebuah drone RQ-4 Global Hawk telah diutus untuk misi di wilayah tersebut pada hari Jumat.***