Network
Li mengenal Xi Jinping, saat Xi menjadi kepala daerah Zhejiang dimana Li berasal, sebuah provinsi di Tenggara China yang relatif kaya dan sekarang terkenal sebagai pusat teknologi dan manufaktur.
Sebelum pandemi, Li membangun reputasi di Zhejiang dan Shanghai, ‘ramah” pada industri swasta, bahkan saat Xi Jinping menerapkan kontrol politik yang ketat dan pembatasan anti COVID, dan memiliki kontrol pada perusahaan e-commerce dan teknologi lainnya.
Sebagai Perdana Menteri, Li akan bertanggung jawab membangkitkan ekonomi China yang terpuruk karena pandemi.
Li juga harus menghadapi permintaan ekspor dunia yang kurang, kenaikan tarif AS yang berkepanjangan, tenaga kerja yang menyusut, dan populasi yang menua.
Ekonomi China hanya tumbuh 3 persen tahun lalu, dan pada hari pembukaan parlemen, Beijing menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5% di tahun 2023, target terendah dalam tiga dekade terakhir.
“Tugas utama Li tahun ini adalah mencapai target, tanpa memicu inflasi yang serius atau menumpuk hutang.” kata Wakil Direktur Penelitian China di Gavekal Dragonomics, Christopher Beddor, mengatakan kepada Reuters.
“Pimpinan telah mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang lemah dalam dua tahun atas nama penanganan COVID. Sekarang penanganan itu selesai, mereka tidak akan menerima alasan yang lain,” ucap Beddor.
Li sekarang akan melakukan debutnya di panggung internasional, pada hari Senin dalam sesi tanya jawab, antara perdana menteri dengan media setelah sesi parlemen berakhir.
Penunjukan Li hanyalah salah satu dari loyalis yang ditempatkan Xi di posisi kunci selama masa perombakan kabinet China dalam satu dekade terakhir.***
