GAWAT! Perang Rusia di Ukraina akan Ganggu Perdagangan dan Sumbat Rantai Pasokan, OECD: Perang Brutal

- 18 Maret 2022, 11:01 WIB
GAWAT! Perang Rusia di Ukraina akan Ganggu Perdagangan dan Sumbat Rantai Pasokan, OECD: Perang Brutal
GAWAT! Perang Rusia di Ukraina akan Ganggu Perdagangan dan Sumbat Rantai Pasokan, OECD: Perang Brutal /Pixabay/MICHOFF

SEMARANGKU - Perang Rusia di Ukraina akan mengganggu perdagangan dan menyumbat rantai pasokan.

Perihal perang Rusia di Ukraina yang akan mengacaukan perdagangan dan rantai pasokan diungkapkan oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada Kamis, 17 Maret 2022.

Perang Rusia di Ukraina akan menghambat perdagangan global dan mengganggu rantai pasokan yang sudah kacau, serta mendorong inflasi.

OECD mengatakan bahwa perang Rusia di Ukraina akan mengganggu perdagangan dan rantai pasokan, memangkas pertumbuhan ekonomi, dan mendorong harga naik tajam di seluruh dunia.

Baca Juga: Rusia Gunakan Taktik Perang yang Sama di Ukraina Seperti Saat Operasi Militer di Suriah, Benarkah?

Dalam penilaian terbaru, OECD menuturkan bahwa selama tahun depan, konflik akan mengurangi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,08 persen di seluruh dunia.

Sebesar 1,4 persen di 19 negara Eropa yang berbagi mata uang euro dan sebesar 0,88 persen di Amerika Serikat.

Tetapi pengeluaran pemerintah dan pemotongan pajak sebagian dapat membatasi kerusakan.

Perang Rusia terjadi pada saat harga sudah melonjak dan rantai pasokan terganggu, sebagai dampak dari pemulihan kuat yang tak terduga dari resesi Covid-19.

Baca Juga: Inggris Tambahkan 350 Orang Rusia ke Daftar Sanksinya, Begini Komentar Volodymyr Zelenskyy

OECD yang pada bulan Desember 2021 memperkirakan inflasi global sebesar 4,2 persen tahun ini, memperingatkan bahwa konflik tersebut akan menaikkan harga sebesar 2,47 poin persentase di seluruh dunia selama tahun depan.

“Sama seperti ekonomi dunia yang muncul dari dua tahun krisis Covid-19, perang brutal dan menghancurkan telah pecah di Eropa,” ujar Laurence Boone, Kepala Ekonom OECD, dikutip dari Al Jazeera.

Rusia dan Ukraina menyumbang kurang dari 2 persen dari PDB global, tetapi merupakan produsen kelas berat komoditas tertentu.

Dua negara tersebut mengekspor sepertiga gandum dunia.

Perang Rusia di Ukraina meningkatkan kekhawatiran bahwa negara-negara seperti Mesir dan Lebanon yang bergantung pada ekspor gandum dapat menghadapi kekurangan.

Rusia memasok 27 persen dari impor minyak mentah Uni Eropa dan 41 persen dari impor gas alamnya.

Harga energi telah melonjak sejak Januari 2022.

“Dampak pada pasar energi dan harga sangat akut. Ekonomi global sekarang mengalami kejutan harga energi yang sangat besar,” ujar Mathias Cormann, Sekretaris Jenderal OECD, dikutip dari Al Jazeera.

Rusia juga merupakan produsen besar kalium yang digunakan dalam pupuk, paladium yang sangat penting untuk mobil, ponsel dan tambalan gigi dan nikel yang digunakan dalam baterai mobil listrik dan baja.

Terkena sanksi, Rusia dan ekonominya telah menerima pukulan besar.

Rubel telah jatuh nilainya, dan minyak Rusia dijual dengan diskon besar di pasar dunia.

Itulah perang Rusia di Ukraina yang mengganggu perdagangan dan menyumbat rantai pasokan, OECD: perang brutal.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah