Gonjang-ganjing Perang, Jumlah Pengungsi Meningkat Saat Rusia Bombardir Ukraina Barat

- 15 Maret 2022, 10:49 WIB
Gonjang-ganjing Perang, Jumlah Pengungsi Meningkat Saat Rusia Bombardir Ukraina Barat
Gonjang-ganjing Perang, Jumlah Pengungsi Meningkat Saat Rusia Bombardir Ukraina Barat /Pixabay/kalhh

SEMARANGKU - Jumlah pengungsi meningkat saat Rusia memborbardir Ukraina Barat, di tengah gonjang-ganjing perang yang telah memasuki minggu ketiga.

Pasca Rusia menyerang Ukraina Barat, jumlah pengungsi meningkat.

Pengungsi dari Ukraina barat bergabung dengan ribuan orang menyeberang ke Eropa timur pada Senin, 14 Maret 2022 setelah Rusia menyerang pangkalan militer di Ukraina Barat, dekat perbatasan dengan Polandia.

Baca Juga: Impor Senjata ke Eropa Melonjak Tajam di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Persiapan World War III?

Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina sejak Rusia melancarkan perang pada 24 Februari 2022 naik menjadi lebih dari 2,8 juta.

Data jumlah pengungsi tersebut ditunjukkan oleh PBB pada Senin, 14 Maret 2022.

35 orang tewas di pangkalan militer di Ukraina barat pada Minggu, 13 Maret 2022.

Moskow mengatakan hingga 180 tentara bayaran asing tewas dan sejumlah besar senjata asing dihancurkan.

Baca Juga: Dunia Terancam Hadapi Krisis Pangan Akibat Pertempuran di Ukraina, Begini Komentar Raja Pupuk Rusia

Pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa 5 juta mungkin akhirnya melarikan diri.

Ini disebut sebagai krisis pengungsi dengan pertumbuhan tercepat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Jutaan orang juga telah mengungsi di dalam Ukraina, dengan banyak yang dievakuasi hanya sejauh wilayah barat yang lebih tenang, termasuk ke kota-kota seperti Lviv.

Salah satu warga bernama Myroslava yang berusia 52 tahun meninggalkan rumahnya di wilayah Ternopil, di barat Ukraina.

Dia sedang menunggu di terminal stasiun Krakow di Polandia untuk dijemput oleh kenalannya.

Dia tidak tahu di mana dia akan tinggal.

“Kami pergi karena serangan kemarin. Kami tidak berencana untuk pergi, tetapi karena jaraknya sangat dekat, kami memutuskan untuk pergi,” ujar Myroslava, dikutip dari Reuters.

Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa serangan di dekat perbatasannya menunjukkan Rusia ingin menciptakan kepanikan di antara penduduk sipil.

Rusia membantah menargetkan warga sipil, menggambarkan tindakannya sebagai ‘operasi khusus’ untuk demiliterisasi Ukraina.

Ukraina dan sekutu Barat menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk operasi militer Rusia ke negara demokratis berpenduduk 44 juta jiwa itu.

Ukraina mengatakan telah memulai pembicaraan keras mengenai gencatan senjata, penarikan segera pasukan dan jaminan keamanan dengan Rusia.

Kedua belah pihak melaporkan kemajuan langka pada akhir pekan setelah putaran sebelumnya.

Kemajuan terutama difokuskan pada gencatan senjata untuk mendapatkan bantuan ke kota-kota yang dikepung oleh pasukan Rusia dan mengevakuasi warga sipil.

Gencatan senjata itu sering gagal.

Itulah jumlah pengungsi meningkat saat Rusia memborbardir Ukraina barat, gonjang-ganjing perang.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah