Sedih Lihat Perang, China Dukung Penuh Perundingan Damai Rusia-Ukraina, Namun CIA Bilang Begini

- 10 Maret 2022, 20:15 WIB
Presiden China Xi Jinping (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri), Sedih Lihat Perang, China Dukung Penuh Perundingan Damai Rusia-Ukraina, Namun CIA Bilang Begini
Presiden China Xi Jinping (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri), Sedih Lihat Perang, China Dukung Penuh Perundingan Damai Rusia-Ukraina, Namun CIA Bilang Begini /SPUTNIK via Reuters

SEMARANGKU - China mendukung perundingan damai antara Rusia-Ukraina yang hingga saat ini masih berperang.

China menggambarkan situasi di Ukraina sebagai ‘sangat mengkhawatirkan’, sehingga Beijing mendukung perundingan damai antara Rusia dengan Ukraina.

Presiden China, Xi Jinping menyerukan pengekangan maksimum setelah Rusia menginvasi Ukraina dan mengatakan bahwa Beijing mendukung pembicaraan damai.

Xi mengajak Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz untuk bersama-sama mendukung pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: AS Tetapkan Larangan Impor Minyak Hingga Bank Sentral Rusia Batasi Jumlah Tarik Tunai

Beijing sedih melihat api perang berkobar kembali di Eropa. China juga mengatakan Prancis dan Jerman harus melakukan upaya untuk mengurangi efek negatif dari krisis.

Beijing juga menyatakan keprihatinan tentang dampak sanksi terhadap stabilitas keuangan global, pasokan energi, transportasi dan rantai pasokan.

Juru bicara pemerintah Jerman mengatakan bahwa Kanselir Scholz, Presiden Macron, dan Presiden Xi setuju untuk sepenuhnya mendukung semua negosiasi yang ditujukan untuk solusi diplomatik atas konflik tersebut.

“Tiga kepala negara dan pemerintah berbicara mendukung bantuan kemanusiaan dan akses ke daerah-daerah yang diperebutkan,” ujar juru bicara tersebut, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: NATO Sedang Memastikan Konflik Rusia-Ukraina Tidak Meluas ke Luar Perbatasan, Ratusan Jet dalam Siaga Tinggi

Tiga menteri luar negeri dari negara-negara ini akan mengadakan konsultasi erat untuk mengoordinasikan upaya lebih lanjut untuk mengakhiri perang.

China yang telah menolak untuk mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi, telah berulang kali menyatakan penentangan terhadap apa yang digambarkannya sebagai sanksi ilegal terhadap Rusia.

Persahabatan China dengan Rusia, yang menguat bulan lalu ketika Presiden Vladimir Putin menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Pada hari yang sama, Rusia dan China mendeklarasikan kemitraan strategis tanpa batas.

Namun, China menjadi canggung ketika perang di Ukraina meningkat.

Katrina Yu (Jurnalis Al Jazeera) mengatakan bahwa China berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengambil sikap dalam konflik Ukraina.

“Apa yang ingin dilihat China adalah akhir yang cepat dari perang di Ukraina ini. Tetapi ketika keadaan meningkat, jelas Beijing berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengekspresikan pandangannya sebagai teman Rusia yang dikenal, serta terlihat memainkan semacam peran aktif,” ujar Yu, dikutip dari Al Jazeera.

Pada Selasa, 8 Maret 2022, Direktur CIA mengatakan dia yakin Xi tidak tenang oleh kesulitan Rusia dalam menginvasi Ukraina.

Bagaimanapun perang ini telah membawa Amerika Serikat dan Eropa lebih dekat.

“Saya pikir Presiden Xi dan kepemimpinan China sedikit gelisah dengan apa yang mereka lihat di Ukraina,” ujar Direktur CIA, William Burns, dikutip dari Al Jazeera.

Itulah China yang mendukung perundingan damai antara Rusia-Ukraina yang hingga saat ini masih berperang, namun CIA bilang begini.***

 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah