AS Tetapkan Larangan Impor Minyak Hingga Bank Sentral Rusia Batasi Jumlah Tarik Tunai

- 10 Maret 2022, 10:50 WIB
AS Tetapkan Larangan Impor Minyak Hingga Bank Sentral Rusia Batasi Jumlah Tarik Tunai
AS Tetapkan Larangan Impor Minyak Hingga Bank Sentral Rusia Batasi Jumlah Tarik Tunai /Unsplash/Claudio Schwarz pada 10 Maret 2022

SEMARANGKU - Krisis Ukraina masih berlanjut setelah gagal dalam perundingan gencatan senjata di perbatasan Belarusia. AS dan sekutunya telah melarang impor minyak mentah dari Rusia.

AS dan sekutunya terus gencar melakukan sejumlah sanksi atas tindakan Rusia di wilayah Ukraina. Mereka mulai memblokade impor minyak, akan menyebabkan harga minyak dunia semakin tinggi.

Diketahui, selama operasi militer Rusia ke Ukraina harga minyak dunia sudah menembus angka diatas 110 dollar per barrel. Pemerintah AS pun telah mengeluarkan larangan.

Baca Juga: NATO Sedang Memastikan Konflik Rusia-Ukraina Tidak Meluas ke Luar Perbatasan, Ratusan Jet dalam Siaga Tinggi

Imbas pelarangan yang dilakukan AS dan sekutunya membuat pasar minyak dunia bergejolak lagi sejak 2014 silam.

Harga minyak menetap sekitar 4 persen lebih tinggi pada hari Selasa, karena AS melarang impor minyak Rusia. Dan Inggris juga akan menghapusnya secara bertahap pada akhir tahun ini.

Keputusan yang diperkirakan akan lebih mengganggu pasar energi global, Rusia merupakan pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia.

Harga minyak telah melonjak lebih dari 30 persen sejak Rusia menyerang Ukraina, dan AS beserta negara-negara lain memberlakukan serangkaian sanksi tambahan.

Baca Juga: Ukraina Makin Frustasi, Zelenskyy Sebut Negara Barat Ikut Tanggung Jawab atas Korban Invasi Rusia

Sanksi tersebut telah mengubah ekspor minyak dan gas Rusia jauh sebelum larangan tersebut dikemukakan, karena para pebisnis berusaha untuk menghindari pelanggaran sanksi di masa depan.

Minyak mentah berjangka Brent menetap di angka 127,98 dollar per barrel, atau naik 3,9 persen lebih tinggi. Sementara minyak mentah berjangka AS menetap di 123,70 persen per barel, naik berkisar 3,60 persen.

Di sisi lain, Rusia juga melarang impor dan ekspor ke sejumlah negara yang masuk daftar 'musuh' negara mereka. Hal ini sebagai wujud respon terkait sanksi yang diberikan pemerintah AS dan sekutunya.

Baru-baru ini bank sentral Rusia, memberlakukan pembatasan jumlah penarikan uang maksimum 10.000 dollar atau 143 juta rupiah untuk setiap pemegang rekening maupun deposito mata uang asing. Sedangkan sisa dana harus dalam bentuk mata uang rubel.

Perang Rusia di Ukraina telah menarik kecaman internasional, menyebabkan sanksi keuangan, juga mendorong eksodus perusahaan global dari Moskow. Bank Rusia juga mulai menutup titik pertukaran mata uang.

Dan, saldo hampir 90 persen pada rekening yang terhubung ke bank Rusia tidak melebihi 143 juta rupiah, sekitar 90 persen dari pemegang deposito mata uang asing atau rekening dapat menerima semua dana mereka dalam mata uang asing tunai.

Prosedur tersebut ditetapkan mulai 9 Maret hingga 9 September mendatang, seperti dilansir dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs web Bank Sentral Rusia.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters Anadolu Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah