Negara Teluk Hati-Hati dalam Memandang Invasi Rusia di Ukraina, Begini Respon Arab Saudi dan UEA

- 5 Maret 2022, 19:45 WIB
Negara Teluk Hati-hati dalam Memandang Invasi Rusia di Ukraina, Begini Respon Arab Saudi dan UEA
Negara Teluk Hati-hati dalam Memandang Invasi Rusia di Ukraina, Begini Respon Arab Saudi dan UEA /YouTube 7 Detik

SEMARANGKU - Negara-negara Teluk di Timur Tengah mengambil sikap hati-hati dalam memandang invasi Rusia di Ukraina.

Sikap hati-hati yang diambil oleh negara-negara Teluk dalam melihat invasi Rusia di Ukraina didasarkan dengan adanya hubungan yang baik dengan dua pihak yang sedang berperang.

Negara-negara Teluk yang berhati-hati dalam merespon invasi Rusia di Ukraina adalah Bahrain, Kuwait, Oman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.

Enam negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di atas secara historis memiliki ikatan mendalam dengan Barat, tetapi juga memiliki hubungan multifaset dengan Rusia, sehingga mereka berhati-hati.

Baca Juga: Pesenam Rusia Dilarang Tampil dalam Kompetisi Internasional: Memerangi Ketidakadilan

Analis mengungkapkan meskipun GCC berhati-hati. tampaknya negara Teluk agak terpecah.

Salah satu negara GCC, Kuwait telah menyelaraskan posisinya dalam perang ini paling dekat dengan kekuatan Barat yang menentang Moskow.

Ketika Rusia memulai serangan yang masif, Kementerian Luar Negeri Kuwait menekankan pentingnya mempertahankan martabat teritorial dan hak-hak kedaulatan Ukraina.

Sejarah jelas merupakan faktor utama.

“Bagi Kuwait, ingatan akan invasi Irak adalah kekuatan pendorong untuk kecaman mereka, karena mereka ingin menetapkan standar penghormatan terhadap kedaulatan teritorial di kawasan itu,” ujar Caroline Rose, analis senior dan kepala program Power Vacuums di New Lines Institute for Strategy and Policy, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Konflik Rusia Ukraina Buat Federasi Kucing Internasional Larang Hal Ini untuk Kucing Rusia

Pada 28 Februari 2022, Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani berbicara tentang situasi Ukraina sebelum sesi ke-49 Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.

Diplomat Doha menyerukan bahwa perlu adanya dialog konstruktif dalam sarana diplomatik untuk menyelesaikan krisis ini.

Sambil menekankan penghormatan Qatar terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Ukraina di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional.

Meskipun Qatar telah membela kedaulatan Ukraina, Doha tidak bergabung dengan kekuatan Barat dalam menganjurkan perang keuangan melawan Rusia.

Setelah mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan Rusia di bidang investasi, infrastruktur, dan pariwisata, Qatar ingin menghindari konflik dengan Moskow.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) merespon dengan jauh lebih berhati-hati untuk menjaga netralitas.

Artinya, di tengah konflik antara Barat dan Moskow, para pemimpin di Abu Dhabi dan Riyadh akan berhati-hati menjaga keseimbangan geopolitik.

Alih-alih berpihak pada Moskow, dua kekuatan Arab ini ingin terus mengembangkan hubungan mereka dengan Rusia.

“Kami telah melihat posisi serupa di antara negara-negara tetangga yang juga ingin mengambil posisi netral. Kurangnya kecaman atas serangan Rusia di Ukraina juga kemungkinan hasil dari frustrasi di antara banyak negara Teluk dengan AS dalam beberapa bulan terakhir, dengan penarikan militer tambahan di kawasan itu dan hubungan politik yang membeku,” pungkas Rose.

Itulah Negara-negara Teluk yang berhati-hati dalam memandang invasi Rusia di Ukraina.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah