Pasar Saham Asia Anjlok Usai Kebakaran Pembangkit Nuklir di Ukraina, Harga Minyak Tembus 100 USD

- 4 Maret 2022, 19:45 WIB
Pasar Saham Asia Anjlok Usai Kebakaran Pembangkit Nuklir di Ukraina, Harga Minyak Tembus 100 USD / Reuters
Pasar Saham Asia Anjlok Usai Kebakaran Pembangkit Nuklir di Ukraina, Harga Minyak Tembus 100 USD / Reuters /



SEMARANGKU - Efek kebakaran pembangkit nuklir di Ukraina memicu pasar saham Asia merosot, namun harga minyak mentah dunia justru mengalami kenaikan.

Saham Asia merosot ke level terendah serta harga minyak terus naik pada hari Jumat, kebakaran pembangkit nuklir di Ukraina yang dilanda perang mengguncang pasar saham.

Juga pasar saham Asia-Pasifik seluruhnya berada di zona merah, dengan indeks acuan Jepang dan Hong Kong anjlok lebih dari 2,5 persen.

Sedangkan pasar saham di China, Australia dan Korea Selatan turun antara 0,07 persen hingga 1,3 persen.

Baca Juga: Setelah Rusia Serang PLTN, Elon Musk Peringatkan Ukraina Agar Jaga Satu-satunya Sistem Komunikasi Non Rusia

Saham mendapatkan kembali merugi di tengah laporan kebakaran pembangkit nuklir meskipun tidak mengakibatkan perubahan langsung dalam tingkat radiasi sekitar fasilitas.

IAEA mengatakan peralatan penting di pembangkit nuklir Zaporizhzhia ini tidak terpengaruh oleh kebakaran, yang dipadamkan oleh layanan darurat.

Ukraina sebelumnya mengatakan pasukan Rusia telah menyerang pabrik dan gedung fasilitas pelatihan lima lantai di sebelahnya terbakar.

Harga minyak melonjak pada hari Jumat setelah berakhir stabil sehari sebelumnya, para investor pun mengamati dengan cermat produsen negara anggota OPEC.

Baca Juga: Serang PLTN, Ukraina Ingatkan Rusia Mampu Picu Bencana Nuklir 10 Kali Lebih Besar dari Chernobyl

Termasuk rencana OPEC plus antara  Arab Saudi dan Rusia, kedua negara berencana akan meningkatkan produksi mulai Januari tahun 2023.

Untuk patokan harga global minyak mentah berjangka Brent menembus angka 114,23 dollar atau sekitar 1,7 juta rupiah per barel.

Sementara itu, Hungaria mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, namun imbasnya ekonomi itu sendiri pasti juga terpengaruh oleh sanksi tersebut.

"Sanksi memiliki harga karena itu bisa menjadi senjata bermata dua, dan kami akan membayar resiko ini dalam jangka pendek." ujar Viktor Orban.

Di sisi lain, industri travelling khawatir perang di Ukraina dapat menggagalkan pemulihan ekonomi yang bergantung pariwisata di Asia Tenggara.

Saat regulasi pembatasan perjalanan karena Covid-19 dicabut di seluruh wilayah tersebut.

Filipina, Laos, Kamboja, dan Thailand sekarang terbuka untuk pelancong yang telah divaksinasi, namun harus menjalani protokol yang mahal dan rumit.

Juga Indonesia memulai kembali perjalanan bebas karantina di Bali pada 14 Maret mendatang, sementara Vietnam berencana membuka kembali untuk turis pada 15 Maret 2022.

Pendapatan pariwisata global tahun 2021 menurut UNWTO mencapai 1,9 triliun dollar sekitar 27.400 triliun rupiah, atau naik 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut data sumber IATA, secara keseluruhan lalu lintas penumpang secara global meningkat 98 poin persentase. 

Sedangkan permintaan menurun 58 persen dibandingkan tahun 2019, meskipun pemulihan ekonomi Asia Pasifik tertinggal dari kawasan lain.

Tetapi perang yang terjadi di Ukraina, serta banyak negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, juga pembatasan wilayah udara telah mengurangi proyeksi tersebut.

Di mana turis Rusia menjadi kelompok pengunjung terbesar yang bepergian ke banyak tujuan utama selama pandemi.

Angka statistik warga Rusia ini menggusur warga China yang tidak dapat melakukan perjalanan karena kontrol perbatasan yang ketat di negaranya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x