SEMARANGKU - Sekutu tradisional Rusia turut bereaksi terhadap aksi invasi di Ukraina.
Invasi Rusia di Ukraina yang telah memasuki hari ketiga, juga memicu reaksi dari sekutu tradisionalnya.
Sekutu tradisional Rusia menghadapi ketegangan antara masalah keamanan dan kepentingan ekonomi setelah perang habis-habisan Moskow di Ukraina.
Di tengah Barat dan sekutunya memberikan rentetan sanksi terhadap Rusia atas invasi Ukraina, sekutu tradisional Moskow juga turut memberikan reaksi.
Sekutu tradisional Rusia menemukan diri mereka berjalan di antara masalah keamanan dan kepentingan ekonomi.
Dilansir Semarangku dari Al Jazeera, berikut ini reaksi dari beberapa sekutu tradisional Rusia terhadap aksi invasi Moskow di Ukraina:
Reaksi India
India baru bisa bereaksi sehari setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan perang melawan Ukraina.
Perdana Menteri India, Narendra Modi menyerukan penghentian kekerasan segera.
Pemimpin India meyakini bahwa perbedaan antara Rusia dan kelompok NATO hanya dapat diselesaikan melalui dialog yang jujur dan tulus.
Baca Juga: Ukraina Bertarung Sendirian Lawan Invasi Rusia, Presiden Zelenskyy Mencak-mencak Kritik Barat
Modi juga menyatakan keprihatinannya atas keselamatan sekitar 20.000 mahasiswa India yang saat ini terdampar di Ukraina.
Sementara itu, Igor Polikha, Duta Besar Ukraina untuk India, menyatakan ketidakpuasan yang mendalam dengan posisi India.
Reaksi China
China belum secara resmi memihak karena menikmati hubungan baik dengan Ukraina.
Beijing juga memiliki kemitraan dengan Moskow.
China mengatakan tidak akan memberikan dukungan militer kepada Moskow, tetapi telah memperkuat perdagangan seperti meningkatkan impor gandum dari Rusia.
Namun, menteri luar negeri China menekankan Jumat, 25 Februari 2022 menyatakan bahwa kedaulatan masing-masing negara harus dihormati.
China meminta para pihak untuk kembali ke meja perundingan.
Reaksi Myanmar
Pemerintah militer Myanmar mengatakan invasi Rusia ke Ukraina dibenarkan dan menunjukkan posisi Moskow sebagai kekuatan dunia.
Juru bicara pemerintah, Zaw Min Tun mengatakan bahwa militer Moskow telah melakukan apa yang dibenarkan untuk keberlanjutan kedaulatan negara mereka.
Moskow adalah sekutu utama dan pemasok senjata bagi para militer Myanmar.
Reaksi Israel
Israel mengecam keras langkah Putin.
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengatakan bahwa langkah Rusia sebagai pelanggaran serius terhadap tatanan internasional.
Namun, Israel juga menekankan hubungan yang dalam dan tahan lama, baik Israel dengan Rusia maupun dengan Ukraina.
Itulah sekutu tradisional Rusia yang turut bereaksi terhadap aksi invasi di Ukraina, begini tanggapan Isarael.***