Ayah dari dua anak ini dipandang sebagai sosok yang terbaik untuk memimpin Ukraina.
Tidak lama setelah menjadi presiden, Zelenskyy menggunakan diplomasi untuk membuat Moskow menukar beberapa kelompok tawanan perang Ukraina.
Tapi niat baik Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak bertahan lama, karena Zelenskyy tidak mengubah kebijakan luar negeri pro-Barat negaranya.
Sebelum invasi terjadi, Rusia mengumpulkan pasukannya di dekat perbatasan Ukraina dengan dalih mengadakan latihan militer.
Meskipun ada peringatan dari Amerika Serikat tentang rencana Rusia untuk menyerang Ukraina, Zelenskyy berusaha untuk tetap tenang di negara itu.
Dia meminta Ukraina untuk menghindari kepanikan.
Pada Kamis, 24 Februari 2022, Zelenskyy menjadi presiden paling rentan di Eropa, saat Rusia melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina melalui darat, udara, dan laut.
Fabrice Pothier, Chief Strategy Officer di konsultan politik Rasmussen Global mengatakan bahwa tujuan invasi Putin adalah perubahan rezim di Ukraina.
“Cukup jelas bahwa dia menginginkan perubahan rezim dan rezim harus dalam pandangannya bersimpati pada kepentingan Rusia, menolak jalur keanggotaan NATO dan UE,” ujar Pothier, dikutip dari Al Jazeera.