Buntut Krisis Rusia-Ukraina, Kondisi Ekonomi Asia Tengah Tertekan, Terjepit Ketegangan Geopolitik?

- 17 Februari 2022, 20:05 WIB
Buntut Krisis Rusia-Ukraina, Kondisi Ekonomi Asia Tengah Tertekan, Terjepit Ketegangan Geopolitik?
Buntut Krisis Rusia-Ukraina, Kondisi Ekonomi Asia Tengah Tertekan, Terjepit Ketegangan Geopolitik? //Reuters.

SEMARANGKU - Ditengah krisis Rusia-Ukraina, kondisi ekonomi Asia Tengah tertekan.

Negara-negara Asia Tengah yang ekonominya tertekan akibat krisis Rusia-Ukraina adalah Tajikistan, Kirgistan, dan Uzbekistan.

Ekonomi negara-negara Asia Tengah tersebut tertekan di tengah krisis Rusia-Ukraina karena bergantung pada pengiriman gaji bulanan uang migran dari Moskow.

Abdulloev adalah di antara jutaan pekerja migran Asia Tengah di Rusia yang berisiko menjadi korban tambahan dari krisis Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Rusia Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina Tapi AS dan NATO Sebut Moskow Masih Membangun Pasukan

Sebagai sumber pendapatan ekonomi, negara-negara Asia Tengah memiliki banyak pekerja migran di Rusia.

Lebih dari 3 juta pekerja migran dari Uzbekistan, hampir 1,6 juta dari Tajikistan dan 620.000 dari Republik Kirgistan memasuki Rusia antara Januari dan September 2021.

Sederhananya, satu dari 10 warga dari ketiga negara tersebut bekerja di Rusia.

Pengiriman uang terutama dari Rusia merupakan 30 persen dari produk domestik bruto Tajikistan.

28 persen untuk produk domestik bruto Republik Kirgistan.

Serta hampir 12 persen untuk produk domestic bruto Uzbekistan.

Baca Juga: Di Tengah Ketegangan Rusia-Ukraina, Pentagon Khawatir dengan Kemitraan Moskow-Beijing, AS Gerah?

Tetapi, ancaman sanksi AS dan sekutu Baratnya terhadap Rusia telah membuat rubel (mata uang Rusia) jatuh, memotong nilai pendapatan, dan tabungan pekerja migran.

Di masa lalu, para ahli telah menemukan bahwa pengiriman uang ke Asia Tengah mendapat pukulan besar ketika ekonomi Rusia menghadapi krisis.

Termasuk setelah 2014 ketika Washington memberlakukan pembatasan ekonomi menyusul pencaplokan Krimea oleh Moskow.

Kali ini, AS dan sekutunya di Eropa memperingatkan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya jika Putin melanjutkan agresi militer.

Beberapa sanksi yang diusulkan dapat secara efektif memblokir jalur pengiriman uang yang dapat membuat ekonomi Asia Tengah tertekan.

“Penurunan pengiriman uang kemungkinan akan menyebabkan tekanan ekonomi, fiskal, dan sosial di negara-negara Asia Tengah terutama yang bergantung pada pengiriman uang,” ujar Tigran Poghosyan, perwakilan tetap Dana Moneter Internasional untuk Republik Kirgistan, dikutip dari Al Jazeera.

Ekonomi Asia Tengah saat ini dapat dikatakan sedang terjepit ketegangan geopolitik.

Ini bukan pertama kalinya para migran Asia Tengah terjebak dalam pertempuran geopolitik antara Rusia dan Barat.

Sanksi yang dijatuhkan oleh AS pada 2014 mengurangi separuh pengiriman uang masuk Tajikistan antara 2013 dan 2016.

Uzbekistan melihat pengiriman uangnya anjlok hampir 30 persen, dan Republik Kirgistan sebesar 25 persen, dalam setahun.

“Tingkat pengiriman uang secara keseluruhan menyusut ketika Rusia mengalami krisis ekonomi,” ujar Caress Schenk, Profesor Ilmu Politik di Universitas Nazarbayev di Atsana, Kazakhstan, dikutip dari Al Jazeera.

Namun krisis sebelumnya bisa jadi tidak berarti jika dibandingkan dengan hukuman yang disiapkan Barat untuk Rusia jika menyerang Ukraina.

Di masa lalu, sanksi sebagian besar telah difokuskan pada individu dan entitas yang diyakini dekat dengan Putin, atau mereka yang terlibat dalam tindakan Moskow di Ukraina.

Namun kali ini, langkah-langkah ekonomi yang diusulkan dapat mengeringkan pengiriman uang ke republik-republik Asia Tengah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Itulah kondisi ekonomi Asia Tengah yang tertekan, buntut krisis Rusia-Ukraina, terjepit ketegangan geopolitik?***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x