Gonjang-ganjing Timur Tengah, 4 Hal yang Perlu Diketahui Soal Konflik Houthi-UEA

- 3 Februari 2022, 18:02 WIB
Ilustrasi konflik. Gonjang-ganjing Timur Tengah, 4 Hal yang Perlu Diketahui Soal Konflik Houthi-UEA
Ilustrasi konflik. Gonjang-ganjing Timur Tengah, 4 Hal yang Perlu Diketahui Soal Konflik Houthi-UEA /REUTERS/Ali Owidha/File Photo

SEMARANGKU - Kawasan Timur Tengah sedang diliputi gonjang-ganjing, dimana eskalasi konflik Houthi dengan Uni Emirat Arab (UEA) masih berlangsung.

Pemberontak Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran dalam beberapa pekan terakhir meluncurkan beberapa serangan pesawat tak berawak dan rudal ke UEA.

UEA adalah anggota koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi kelompok bersenjata Houthi di Yaman.

Sebagai tanggapan, koalisi (termasuk UEA) berjuang untuk memulihkan pemerintah Yaman dan telah meningkatkan serangan ke ibu kota yang dikuasai Houthi, Sanaa.

Baca Juga: Krisis Rusia-Ukraina: AS Berusaha Cegah Presiden Brasil Mengunjungi Moskow, Upaya Isolasi Putin?

Dilansir Semarangku dari Al Jazeera, berikut ini empat hal yang perlu diketahui soal konflik Houthi-UEA:

  1. Siapa Pemberontak Houthi?

Houthi dikenal sebagai kelompok yang memperjuangkan minoritas Muslim Syiah Zaidi Yaman dan diyakini didukung oleh Iran.

Kelompok bersenjata menjadi terkenal setelah menguasai provinsi Saada pada awal tahun 2014.

Mereka kemudian bergerak ke selatan untuk merebut Sanaa, memaksa Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi melarikan diri ke pengasingan.

Baca Juga: Situasi Semakin Genting, AS akan Kerahkan Lebih Banyak Pasukan Ke Eropa Timur

Pada bulan Maret 2015, koalisi yang dipimpin Saudi yang didukung secara logistik oleh Amerika Serikat melakukan intervensi militer dalam upaya untuk memerangi Houthi.

Mereka ingin memulihkan pemerintahan Hadi dan membalikkan apa yang mereka katakan sebagai pengaruh Iran yang tumbuh di wilayah tersebut.

Pertempuran itu telah menewaskan ratusan ribu orang Yaman dan memicu apa yang dikatakan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Houthi selama bertahun-tahun telah meluncurkan beberapa serangan rudal dan pesawat tak berawak ke negara tetangga Arab Saudi.

  1. Peran Apa yang Dimainkan UEA dalam Perang Yaman?

UEA telah secara signifikan mengurangi kehadiran militernya di Yaman sejak tahun 2019.

Namun, masih memproyeksikan kekuatan melalui pasukan lokal besar yang telah dibangun dan dipersenjatai.

UEA mendukung Pasukan Gabungan Yaman, yang dipimpin oleh keponakan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, dan Dewan Transisi Selatan (STC).

STC secara langsung bentrok dengan pemerintah Yaman dan dengan dukungan militer UEA, mengambil alih ibu kota sementara Yaman, Aden pada tahun 2019.

Pasukan yang didukung UEA sebagian besar menghindari keterlibatan Houthi dalam pertempuran sejak tahun  2018.

Namun, hal tersebut telah berubah selama beberapa minggu terakhir.

  1. Apa yang Terjadi Selama Eskalasi Houthi-UEA?

Pada 2 Januari 2022, Houthi mengatakan mereka menyita sebuah kapal berbendera UEA di Laut Merah dan mengklaim kapal itu membawa persediaan militer.

Pada 17 Januari 2022, serangan pesawat tak berawak di Abu Dhabi yang diklaim oleh Houthi memicu ledakan tangki bahan bakar yang menewaskan tiga orang.

Koalisi yang dipimpin Saudi membalas dengan serangan udara intensif terhadap apa yang dikatakannya sebagai target militer yang terkait dengan Houthi.

Namun, serangan udara dilaporkan menghantam rumah sakit, infrastruktur telekomunikasi, bandara, fasilitas air dan sekolah.

Sedikitnya 80 orang tewas ketika sebuah pusat penahanan sementara di provinsi utara Saada dibom pada 21 Januari 2022.

Sekitar 20 orang tewas di Sanaa dalam serangan akhir minggu itu.

Pada 24 Januari 2022, UEA mengatakan telah mencegat dan menghancurkan dua rudal balistik yang ditembakkan ke Abu Dhabi oleh Houthi.

  1. Apa yang akan Terjadi Selanjutnya?

Kekerasan akan meningkat lebih lanjut.

Hal ini karena Houthi mengatakan bahwa markas besar perusahaan internasional di UEA akan menjadi sasaran dalam waktu-waktu mendatang.

Eskalasi telah menimbulkan kekhawatiran akan memburuknya krisis kemanusiaan di Yaman.

Program Pangan Dunia telah memperingatkan bahwa lebih dari lima juta orang berada di ambang kelaparan, dan 50.000 lainnya hidup dalam kondisi seperti kelaparan.

Sekitar empat juta orang telah mengungsi selama pertempuran selama bertahun-tahun.

Itulah gonjang-ganjing Timur Tengah, empat hal yang perlu diketahui soal konflik Houthi-UEA.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah