Semakin Tegang, Perang Rusia - Ukraina di Depan Mata, Joe Biden Peringatkan Kemungkinan Invasi Bulan Februari

- 29 Januari 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi foto tentara Rusia, Semakin Tegang, Perang Rusia - Ukraina di Depan Mata, Joe Biden Peringatkan Kemungkinan Invasi Bulan Februari
Ilustrasi foto tentara Rusia, Semakin Tegang, Perang Rusia - Ukraina di Depan Mata, Joe Biden Peringatkan Kemungkinan Invasi Bulan Februari /Ministry of Defence of the Russian Federation/

SEMARANGKU - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memperingatkan bahwa kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina akan terjadi pada Februari 2022.

Gedung Putih mengungkapkan Presiden Joe Biden telah memperingatkan Ukraina bahwa Rusia dapat mengambil tindakan invasi terhadap Ukraina pada Februari 2022.

Joe Biden memberikan peringatan keras di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

Gedung Putih mengatakan komentar Joe Biden kepada Volodymyr Zelenskyy dari Ukraina dalam panggilan telepon memperkuat kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Dunia Semakin Mencekam, Rusia - Ukraina Siaga Perang, China Peringatkan AS untuk Tidak Ikut Campur

“Presiden Biden mengatakan bahwa ada kemungkinan yang berbeda bahwa Rusia dapat menginvasi Ukraina pada Februari,” ujar Emily Horne, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya pada Kamis, 27 Januari 2022 utusan AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan bahwa Biden ingin membahas perilaku mengancam Rusia.

“Rusia terlibat dalam tindakan destabilisasi lainnya yang ditujukan ke Ukraina, yang merupakan ancaman nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional dan Piagam PBB,” ujar Linda, dikutip dari Al Jazeera.

Sekedar informasi, hubungan antara Rusia dan Barat memburuk setelah Moskow mengerahkan puluhan ribu tentara di perbatasannya dengan Ukraina.

Baca Juga: Rusia - Ukraina Siap Perang Tinggal Tunggu Waktu, NATO Bantu Kirim Pasukan Militer ke Eropa Timur

Kremlin telah membantah rencananya untuk menyerang.

Namun, bulan lalu Kremlin menuntut jaminan keamanan yang luas.

Termasuk jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah diizinkan untuk bergabung dengan aliansi militer NATO yang dipimpin AS.

AS dan aliansi Barat dengan tegas menolak konsesi apa pun pada poin-poin utama Moskow.

Mereka mengatakan bahwa penempatan pasukan dan peralatan militer sekutu di Eropa Timur tidak dapat dinegosiasikan.

AS memang menguraikan area di mana beberapa kekhawatiran Rusia dapat diatasi, mungkin menawarkan jalan menuju de-eskalasi.

Semua mata kini tertuju pada Putin, yang akan memutuskan bagaimana Rusia akan merespons di tengah kekhawatiran bahwa Eropa dapat kembali terjerumus ke dalam perang.

Dia telah memperingatkan bahwa langkah-langkah teknis-militer yang tidak ditentukan jika Barat menolak untuk mengindahkan tuntutan tersebut.

Sementara itu, Biden dan Kanselir baru Jerman, Olaf Scholz diperkirakan akan membahas agresi Rusia terhadap Ukraina selama pertemuan bulan depan di Washington, DC.

Penolakan Jerman untuk bergabung dengan AS dan anggota NATO lainnya dalam menyediakan senjata ke Ukraina telah mengganggu beberapa sekutu.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang tekad Berlin untuk melawan Moskow.

Namun, Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengatakan bahwa pemerintahnya sedang mengoordinasikan kebijakannya dengan sekutunya.

Baerbock mengatakan bahwa sementara Jerman telah menolak untuk memasok senjata ke Ukraina, itu akan terus memberikan dukungan ekonomi ke Kyiv.

Para ahli mengatakan posisi Jerman sebagian berakar pada sejarah agresi selama abad ke-20.

Itulah Biden yang memperingatkan bahwa kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah