Arab Saudi Minta AS Pasok Sistem Pertahanan Rudal Patriot, Demi Cegat Serangan Houthi

- 8 Desember 2021, 17:37 WIB
Arab Saudi Minta AS Pasok Sistem Pertahanan Rudal Patriot, demi Cegat Serangan Houthi
Arab Saudi Minta AS Pasok Sistem Pertahanan Rudal Patriot, demi Cegat Serangan Houthi /Military Today/

SEMARANGKU - Arab Saudi meminta kepada Amerika Serikat (AS) untuk memasok sistem pertahanan rudal patriot, demi mencegat serangan Houthi.

Pejabat Arab Saudi mengungkapkan bahwa kerajaan tersebut sangat kekurangan rudal yang digunakan untuk mencegat serangan Houthi.

Arab Saudi telah mengajukan permohonan ke AS dan sekutunya di Eropa dan Teluk untuk pasokan rudal patriot demi mencegat serangan Houthi.

Baca Juga: Perancis Gandeng Arab Saudi untuk Selesaikan Krisis Lebanon, Pangeran Salman: Kami Ingin Berkomitmen

Baca Juga: Kabar Bahagia, Penerbangan Langsung Indonesia-Arab Saudi Dibuka Kembali, Catat Tanggalnya!

Menurut penuturan Arab Saudi, rudal tersebut digunakan untuk mempertahankan kerajaan terhadap serangan pesawat tak berawak dan rudal yang dilakukan oleh Houthi.

Permintaan Arab Saudi untuk pasokan rudal patriot ini muncul setelah AS menarik sebagian besar militernya di Timur Tengah.

Penarikan militer AS tersebut bukan tanpa alasan, corak pemerintahan Presiden Joe Biden berporos untuk melawan kekuatan China yang sedang tumbuh di panggung global.

Perlu diketahui bahwa Riyadh telah menggunakan sistem rudal patriot selama beberapa bulan terakhir untuk menggagalkan serangan rudal balistik dan drone.

Rudal dan drone ini diluncurkan oleh pemberontak Houthi yang berbasis di Yaman.

Namun, persediaan rudal patriot Kerajaan Arab Saudi untuk mencegat serangan udara sudah sangat menipis.

Meskipun AS diperkirakan akan menyetujui permintaan Arab Saudi untuk memasok rudal patriot, namun pejabat negara tersebut khawatir bahwa stok yang tidak mencukupi dapat mengakibatkan serangan rudal dan drone yang berhasil.

Serangan rudal dan drone yang berhasil dapat merenggut nyawa di kerajaan atau merugikan ekonomi Saudi.

Pada 2019, segerombolan rudal dan drone berhasil menghindari pertahanan udara Saudi dan melumpuhkan setengah dari produksi minyak kerajaan.

Serangan itu diklaim oleh pejuang Houthi, tetapi AS dan Arab Saudi mengatakan Iran, yang bersekutu dengan Houthi adalah dalang di belakang serangan itu.

Pejabat AS dan Saudi mengatakan bahwa kerajaan itu diserang oleh pesawat tak berawak lebih dari lima puluh kali selama Oktober 2021 dan November 2021.

Selain itu, Arab Saudi juga diserang oleh lebih dari 20 rudal balistik di periode yang sama.

Tim Lenderking, utusan khusus AS untuk Yaman, mengatakan pekan lalu bahwa pemberontak Houthi telah melakukan sekitar 375 serangan lintas perbatasan ke Arab Saudi pada tahun 2021.

Arab Saudi mempelopori serangan militer terhadap Yaman yang diluncurkan pada 2015 untuk mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Selama hampir tujuh tahun pertempuran, kedua belah pihak dalam konflik telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan kekejaman.

Pertempuran baru-baru ini berpusat di sekitar kota utara Marib.

Itu adalah benteng terakhir pemerintah di utara Yaman yang dikuasai Houthi.

Sementara AS yang awalnya memberikan dukungan logistik dan intelijen untuk kampanye yang dipimpin Saudi, Biden pada Februari 2021 mengumumkan bahwa AS mengakhiri dukungan untuk semua operasi ofensif di Yaman.

Meskipun demikian, Pemerintah AS mengatakan akan terus mendukung kemampuan kerajaan untuk mempertahankan diri.

“Amerika Serikat berkomitmen penuh untuk mendukung pertahanan teritorial Arab Saudi, termasuk terhadap rudal dan pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh militan Houthi yang didukung Iran di Yaman,” ujar seorang pejabat senior pemerintah AS dalam pernyataan kepada Wall Street Journal, dikutip dari Al Jazeera.

Itulah Arab Saudi yang meminta kepada Amerika Serikat (AS) untuk memasok sistem pertahanan rudal patriot, demi cegat serangan Houthi.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah