Peduli Perempuan! Taliban Mulai Larang Pernikahan Paksa dan Minta Tak Pandang Wanita Sebagai Barang

- 5 Desember 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi perempuan.  Peduli Perempuan! Taliban Mulai Larang Pernikahan Paksa dan Minta Tak Pandang Wanita Sebagai Barang
Ilustrasi perempuan. Peduli Perempuan! Taliban Mulai Larang Pernikahan Paksa dan Minta Tak Pandang Wanita Sebagai Barang /Foto: Pixabay/nastya_gepp/

SEMARANGKU - Taliban menunjukkan kepeduliannya kepada para wanita Afghanistan.

Taliban sendiri mengatakan akan melarang pernikahan atas dasar 'paksaaan' di Afghanistan.

Tak hanya itu, Taliban juga meminta agar tidak memandang perempuan sebagai properti atau barang.

Taliban sendiri juga meminta agar pernikahan didasari atas persetujuan kaum perempuan.

Baik (wanita dan pria) harus sama," kata dekrit itu.

"Tidak ada yang bisa memaksa wanita untuk menikah dengan paksaan atau tekanan". sambung pernyataan itu.

Keputusan itu tidak menyebutkan usia minimum untuk pernikahan, yang sebelumnya ditetapkan pada usia 16 tahun.

Baca Juga: Taliban Terbitkan Dekrit Larang Pernikahan Paksa di Afghanistan, Wanita Tidak Boleh Dianggap Properti

Kelompok itu juga mengatakan seorang janda sekarang akan diizinkan untuk menikah lagi 17 minggu setelah kematian suaminya, memilih suami barunya dengan bebas.

Sebelumnya, tradisi lama telah mengadakan kebiasaan bagi seorang janda untuk menikahi salah satu saudara laki-laki atau kerabat suaminya jika terjadi kematiannya.

Kepemimpinan Taliban mengatakan telah memerintahkan pengadilan Afghanistan untuk memperlakukan perempuan secara adil, terutama para janda.

Kelompok itu, yang berkuasa pada Agustus, juga mengatakan telah meminta menteri pemerintah untuk menyebarkan kesadaran tentang hak-hak perempuan di seluruh penduduk.

Baca Juga: Taliban Klaim Telah Capai Kesepakatan untuk Tanam dan Produksi Ganja dengan Peusahaan Australia

Perkembangan itu dipuji sebagai langkah maju yang signifikan oleh dua wanita Afghanistan terkemuka.

Meskipun begitu, kaum perempuan masih menanyakan tentang apakah Taliban akan memperluas hak-hak perempuan dalam bidang pendidikan dan pekerjaan atau tidak.

"Ini besar, ini sangat besar... Jika itu dilakukan sebagaimana mestinya, ini adalah pertama kalinya mereka membuat keputusan seperti ini," kata Mahbouba Seraj, direktur eksekutif Pusat Pengembangan Keterampilan Wanita Afghanistan.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan sebagai wanita di negara ini adalah kita harus memastikan ini benar-benar terjadi dan dilaksanakan," kata Seraj.

"Ini adalah langkah yang sangat cerdas dari pihak Taliban pada saat ini karena salah satu berita yang menarik perhatian Barat adalah kenyataan bahwa gadis-gadis kecil dijual sebagai properti kepada orang lain untuk memberi makan anggota keluarga lainnya," kata mantan duta besar untuk Afghanistan dikutip dari Al Jazeera.

Selama pemerintahan sebelumnya dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki dan penutup wajah penuh dan kepala dan anak perempuan dari menerima pendidikan, memaksa laki-laki untuk menumbuhkan jenggot dan melarang bermain musik.***

Editor: Ajeng Putri Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x