Kekeringan Memburuk di Somalia, 100.000 Orang Harus Tinggalkan Rumah dan Cari Air

- 23 November 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi kekeringan/Kekeringan Memburuk di Somalia, 100.000 Orang Harus Tinggalkan Rumah dan Cari Air
Ilustrasi kekeringan/Kekeringan Memburuk di Somalia, 100.000 Orang Harus Tinggalkan Rumah dan Cari Air /Photo by Mike Erskine on Unsplash

SEMARANGKU - PBB mengatakan bahwa kekeringan di Somalia menjadi memburuk dengan cepat.

Selain itu, kekeringan memaksa sekitar 100.000 orang harus pergi dari rumah.

Mereka harus mencari makanan, air di tengah kekeringan yang melanda Somalia.

Di Somalia sendiri, lebih dari dua juta orang menghadapi kekurangan makanan dan air yang parah.

"Sekitar 2,3 juta orang di 57 dari 74 distrik - hampir 20 persen dari populasi di distrik yang terkena dampak oleh kekurangan air. Makanan dan padang rumput yang kering dikarenakan oleh sumur yang mengering," kata pernyataan.

Lebih dari 80 persen warga Somalia diperkirakan mengalami kondisi kekeringan parah.

Baca Juga: Mengerikan! Kenya Alami Kekeringan Berkepanjangan, Warga: Kami Akan Mati Jika Hujan Tak Turun

Situasi yang mengerikan telah memaksa sekitar 100.000 orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari makanan, air dan padang rumput untuk ternak mereka.

Somalia telah mengalami lebih dari 30 bahaya terkait iklim sejak 1990, termasuk 12 kekeringan dan 19 banjir.

"Frekuensi dan tingkat keparahan bahaya terkait iklim meningkat," kata pernyataan itu.

Baca Juga: Tak Ada Curah Hujan, Kekeringan di Kenya Bisa Sebabkan Kematian Hewan dan Manusia

Menteri Urusan Kemanusiaan dan Manajemen Bencana Somalia Khadija Diriye memperingatkan bahwa keluarga bisa mati kelaparan karena mereka kehilangan ternak mereka dan meluncur lebih dalam ke dalam kemiskinan.

"Saya sangat khawatir tentang anak-anak, wanita, orang tua dan orang cacat yang terus menanggung beban krisis kemanusiaan Somalia," katanya.

Pada 2017, kekeringan parah mempengaruhi lebih dari enam juta orang di Somalia dan menyebabkan situasi kemanusiaan yang dahsyat di antara populasi pastoral dan pertanian.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah