Iklim Buruk hingga Perselisihan, Semua Pohon di Irak Telah Mati dan Krisis Air

- 5 November 2021, 16:40 WIB
Ilustrasi kekeringan/Iklim Buruk hingga Perselisihan, Semua Pohon di Irak Telah Mati dan Krisis Air
Ilustrasi kekeringan/Iklim Buruk hingga Perselisihan, Semua Pohon di Irak Telah Mati dan Krisis Air /Photo by Mike Erskine on Unsplash

SEMARANGKU - Rakyat Irak berjuang untuk mengatasi sumber daya air yang habis.

Tak hanya itu, rakyat Irak juga dilanda perubahan iklim yang memburuk dan perselisihan dengan negara tetangga.

Bahkan rakyat Irak mengatakan bahwa semua pohon telah mati.

"semua pohon telah mati", kata Abdullah Kamel yang biasa bertani buah jeruk di desa di kegubernuran Saladin di utara Baghdad.

Para petani kemudian mencoba menggali sumur tetapi menemukan air tanah terlalu asin dan tidak cocok untuk pertanian.

Baca Juga: Para Astronom Ungkap Kehidupan di Luar Angkasa Adalah Pencarian Paling Utama

"Itu membunuh pohon-pohon dan semua tanaman kami," kata Kamel.

Tanah di sekitar al-Hamra, yang dulunya adalah ladang dan kebun buah, telah menjadi seperti gurun dalam waktu beberapa tahun.

"Saya harus meninggalkan pertanian," tambahnya.

"Saya mulai mencari pekerjaan lain dan itu semua karena kekurangan air." sambungnya.

Baca Juga: 6 Cara Perawatan Diri Sederhana Untuk Menjadi Lebih Baik Anda

Tujuh juta orang berisiko karena kekurangan air di Irak, menurut laporan baru-baru ini oleh kelompok-kelompok bantuan di wilayah tersebut.

Meningkatnya suhu, tingkat curah hujan yang rendah, dan kurangnya akses ke air sungai meningkatkan bahaya dan tingkat keparahan kekeringan.

Perubahan iklim adalah salah satu faktor yang menyebabkan penggurunan dan kekeringan di Irak.

Hal itu disampaikan oleh Rebrwar Nasir Dara, seorang dosen geologi di Universitas Salahaddin.

Dia menambahkan penurunan permukaan air di sungai Tigris dan Efrat memperburuk hal ini.

Berkurangnya permukaan air di dua sungai yang memberi makan Irak sebagian disebabkan oleh banyak proyek bendungan di hulu di Turki dan Iran.

"Debit air melalui sungai-sungai yang berasal dari Iran dan Turki sekarang menurun sebesar 50 persen," kata Dara.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah