Sementara itu, perolehan izin dari U.S. Food and Drug Association dapat membantu mengubah manajemen klinis COVID-19 karena obat molnupiravir tersebut dapat diminum di rumah.
Data klinis sementara pada obat COVID-19 Molnupiravir, yang dikembangkan bersama dengan Ridgeback Biotherapeutics, telah mempengaruhi saham perusahaan pembuat vaksin COVID-19.
Selain itu, obat COVID-19 Molnupiravir juga memicu perebutan di antara beberapa negara termasuk Malaysia, Korea Selatan dan Singapura, untuk menandatangani kesepakatan pasokan obat tersebut dengan Merck & Co Inc.
Merck & Co Inc telah memiliki kontrak dengan pemerintah Amerika Serikat untuk memasok 1,7 juta obat dengan harga $700 per obat. Merck mengharapkan untuk memproduksi 10 juta program pengobatan pada akhir tahun 2021.
Merck & Co Inc juga telah setuju untuk melisensikan obat COVID-19 Molnupiravir kepada beberapa perusahaan obat generik yang berbasis di India, yang diharapkan dapat memasok pengobatan tersebut ke lebih dari 100 negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Obat COVID-19 Molnupiravir telah mempengaruhi saham Merck & Co Inc yang dibuka sekitar 1% lebih tinggi sebelum memangkas beberapa keuntungan untuk diperdagangkan pada $81,32.***