Bangladesh Bersumpah, Akan Tindak Tegas Atas Pembunuhan Pada Pemimpin Rohingnya

- 3 Oktober 2021, 17:30 WIB
Ilustrasi pembunuhan. Bangladesh Bersumpah, Akan Tindak Tegas Atas Pembunuhan Pada Pemimpin Rohingnya.
Ilustrasi pembunuhan. Bangladesh Bersumpah, Akan Tindak Tegas Atas Pembunuhan Pada Pemimpin Rohingnya. /Pexels.com/ Elijah O'Donnell

SEMARANGKU - Menteri luar negeri Bangladesh bersumpah akan tindak tegas pada pembunuhan yang menimpa pemimpin Rohingnya.

Mohib Ullah, seorang pemimpin pengungsi Rohingnya telah dibunuh para pria bersenjata.

Atas pembunuh pemimpin Rohingnya tersebut, Bangladesh berkata akan menindak tegas para pembunuhnya.

Mohib Ullah, yang berusia akhir 40-an, dibunuh oleh pria bersenjata tak dikenal. 

Di sebuah kamp di Cox's Bazar pada Rabu malam, ia dibunuh oleh gerombolan pria bersenjata.

Baca Juga: Kode Redeem CODM Call Of Duty Mobile Senin 4 Oktober 2021, Banjir Skin Menantimu

Dia memimpin salah satu kelompok komunitas terbesar yang hadirsejak lebih dari 730.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar Agustus 2017.

"Pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu," kata Menteri Luar Negeri A.K. Abdul Momen.

"Tidak ada yang akan selamat," lanjutnya dikutip Semarangku dari Reuters.

Momen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kepentingan "pribadi" bertanggung jawab atas pembunuhan itu.

Karena Mohib Ullah ingin kembali ke Myanmar, "Pembunuh Mohib Ullah harus dibawa ke pengadilan."

Baca Juga: Rizky Billar dan Lesti Kejora Kerap Dirundung Masalah, Indra Bekti Berharap Mereka Tidak Kisruh

Pihak berwenang menangkap tiga pengungsi sehubungan dengan pembunuhan itu.

Mohib Ullah dikenal sebagai moderat yang mengadvokasi Rohingya untuk kembali ke Myanmar dengan hak-hak mereka.

Dia adalah pemimpin Masyarakat Rohingya Arakan untuk Perdamaian dan Hak Asasi Manusia, yang didirikan pada 2017.

Kelompok yang ia pimpin juga mendokumentasikan kekejaman terhadap Rohingya di negara asal mereka Myanmar.

Serta memberi mereka suara dalam pembicaraan internasional tentang masa depan mereka.

Baca Juga: Manuel Locatelli Jadi Penentu Juventus Kalahkan Torino Dalam Derby Della Mole

Tetapi profil tingginya membuatnya menjadi sasaran kelompok garis keras dan dia menerima ancaman pembunuhan.

"Jika saya mati, saya baik-baik saja. Saya akan memberikan hidup saya," katanya saat itu.

Pembunuhan itu telah memicu kesedihan dan kemarahan di kamp-kamp, ​​pemukiman pengungsi terbesar di dunia.

Para pengungsi mengatakan pembunuhan itu adalah bukti terbaru dari meningkatnya kekerasan ketika geng-geng bersenjata dan ekstremis bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.***

Editor: Khansa Amirah Rasyida

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah