Turki Lebih Berhati-hati dengan Rusia Setelah Dikecewakan Amerika Serikat

- 30 September 2021, 15:15 WIB
Turki Lebih Berhati-hati dengan Rusia Setelah Dikecewakan Amerika Serikat
Turki Lebih Berhati-hati dengan Rusia Setelah Dikecewakan Amerika Serikat /Kremlin via Reutes

SEMARANGKU - Setelah dikecewakan Amerika Serikat (AS), Turki kini lebih berhati-hati dengan Rusia.

Hal itu setelah Presiden AS Joe Biden menolak untuk memberikan pertemuan satu lawan satu dengan mitranya dari Turki di sela-sela Majelis Umum PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (UNGA).

Presiden Turki, Tayyip Erdogan yang kecewa dan marah mengatakan bahwa ia telah berhasil bekerja dengan baik dengan mantan presiden, tetapi tidak dengan Biden sejauh ini.

Tak hanya itu, presiden Turki juga mengkritik Biden untuk kedua kalinya dan mengatakan bahwa Biden gagal menjadi penghubung perbedaan mereka.

Baca Juga: Mahasiswa Turki Tidur di Taman sebagai Protes Melonjaknya Harga Sewa Rumah, Restoran Lokal Bantu Support

Erdogan juga menuduh AS mendukung "organisasi teror" daripada memerangi mereka.

Sementara itu, hubungan Turki dengan Rusia jauh lebih berbeda dengan Biden dan AS.

Tidak seperti hubungannya dengan Biden, Erdogan telah berulang kali mengatakan dia memiliki hubungan kerja yang jujur dan baik dengan Putin.

"Pada tingkat analisis individu, Presiden Erdogan merasakan ancaman dari pemikiran AS bahwa itu sengaja merusaknya dengan tujuan akhir untuk menyingkirkannya dari kekuasaan. Persepsi frustrasi dan ancaman ini membuat Presiden Erdogan mencari aliansi penyeimbang dengan Rusia melawan AS," ozgur Unluhisarcikli, direktur kantor Ankara di The German Marshall Fund of the United States (GMF).

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Bertemu Presiden Suriah Assad, Bahas Serangan Pasukan AS dan Turki

"Namun, itu juga menempatkan Turki dalam posisi yang sangat lemah terhadap Rusia yang memiliki kepentingan lebih bersaing daripada kesamaan." sambungnya.

Turki dan Rusia adalah pesaing yang bekerja sama. Mereka mendukung aktor lawan di Suriah, Libya, Kaukasus dan Balkan.

Namun, Turki memiliki hubungan ekonomi yang lebih dalam dengan Rusia daripada dengan AS.

Oleh karena itu, Moskow dan Ankara berhati-hati untuk tidak membiarkan perbedaan geopolitik membahayakan perdagangan.

Dalam kasus permusuhan, Rusia dan Turki juga dapat lebih mudah merusak kepentingan satu sama lain.

"Turki melihat Rusia sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk memperkuat kedaulatan strategisnya, sementara Rusia melihat Turki sebagai alat untuk meningkatkan otoritasnya sendiri sebagai kekuatan besar," kata Suchkov.***

Editor: Ajeng Putri Atika

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah