Terutama, di tengah persaingan negara adidaya yang berkembang di Asia Tenggara.
Sementara itu, Filipina telah mendukung pakta tersebut sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan kekuatan kawasan Laut Natuna Utara.
Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein pada hari Rabu mengusulkan perjalanan kerja segera ke China untuk membahas AUKUS.
“Kita perlu mendapatkan pandangan dari pimpinan China, khususnya pertahanan China,” kata Hishammuddin dikutip Semarangku dari Reuters.
“Tentang AUKUS yang diumumkan oleh ketiga negara tersebut dan apa tindakan mereka setelah pengumuman tersebut,” lanjutnya.
China mengatakan rencana itu berisiko sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional.
Sedangkan Hishammuddin mengatakan dia telah mendesak timpalannya dari Australia Peter Dutton untuk mendekati Brunei, ketua ASEAN, Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam - tetangga China - untuk mengatasi kekhawatiran tentang keamanan kawasan.
“Kekuatan kita bukan ketika kita sendiri, kekuatan kita adalah ketika 10 negara anggota ASEAN ini bersatu untuk melihat posisi dan keamanan kawasan dipertahankan,” katanya.
Hishammuddin menambahkan bahwa fokus saat ini adalah untuk menyeimbangkan dua kekuatan besar dalam konteks AUKUS.
Ditambah hubungan Malaysia dengan Five Power Defense Arrangements, pakta konsultasi tahun 1971 yang dicapai pada puncak perang dingin antara Inggris, Australia, Selandia Baru, Malaysia dan Singapura.***