China Kecam Pakta Militer Bentukan Amerika Sama Inggris dan Australia, Perancis Marah Merasa Ditipu

- 17 September 2021, 17:50 WIB
China Kecam Pakta Militer Bentukan Amerika Sama Inggris dan Australia, Perancis Marah Merasa Ditipu
China Kecam Pakta Militer Bentukan Amerika Sama Inggris dan Australia, Perancis Marah Merasa Ditipu /Royalnavy.mod.uk

Seorang pejabat senior pemerintahan Joe Biden yang memberi pengarahan kepada wartawan sebelumnya, juga mengatakan bahwa pembentukan pakta militer tersebut tidak ditujukan untuk melawan China.

Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa ketiga negara tersebut berpotensi sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional, mengintensifkan perlombaan senjata, dan merusak upaya non-proliferasi nuklir internasional.

"China selalu percaya bahwa mekanisme regional apa pun harus sesuai dengan tren perdamaian dan perkembangan zaman serta membantu meningkatkan rasa saling percaya dan kerja sama. Hal tersebut tidak boleh menargetkan pihak ketiga mana pun atau merusak kepentingannya," kata Zhao Lijian dalam pertemuan reguler di Beijing.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa pakta militer AUKUS tidak dimaksudkan untuk bermusuhan dengan China, dan mengatakan kerja sama tersebut akan mengurangi biaya kapal selam nuklir Inggris generasi berikutnya.

“Sekarang kami telah menciptakan AUKUS, kami berharap dapat mempercepat pengembangan sistem pertahanan canggih lainnya termasuk di dunia maya, kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan kemampuan bawah laut,” kata Boris Johnson kepada parlemen.

Menurut juru bicara Perdana Menteri Australia Scott Morrison, pakta militer AUKUS tersebut juga mengakhiri kesepakatan antara Australia dengan Perancis pada tahun 2016.

Kesepakatan tersebut menyetujui tentang pembuat kapal Prancis Naval Group yang membangun armada kapal selam baru senilai $40 miliar untuk menggantikan kapal selam Collins milik Australia yang berusia lebih dari dua dekade.

Prancis menuduh Presiden Amerika Serikat Joe Biden menikamnya dari belakang dan bertindak seperti pendahulunya Donald Trump.

"Keputusan brutal, sepihak, dan tak terduga ini mengingatkan saya pada apa yang dulu dilakukan Trump," ujar Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian kepada radio franceinfo.

"Saya marah dan kecewa. Hal tersebut seharusnya tidak dilakukan di antara sekutu," tegas Le Drian.

Halaman:

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x