Taliban Ajak Peran Indonesia Ikut Bantu Rekonsiliasi di Tengah Situasi Politik

- 31 Agustus 2021, 19:05 WIB
Taliban Ajak Peran Indonesia Ikut Bantu Rekonsiliasi Di Tengah Situasi Politik
Taliban Ajak Peran Indonesia Ikut Bantu Rekonsiliasi Di Tengah Situasi Politik /REUTERS/Stringer



SEMARANGKU - Situasi yang terjadi di negara Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa. Banyak warga mengungsi keluar negeri, dengan begitu aktivitas di bandara Kabul terlihat sibuk.

Sebelum kembali berkuasa kembali, Taliban dikenal membatasi akses pendidikan bagi perempuan dan hak-hak perempuan dibelenggu. 

Kemudian tahun 2001 terjadi di invasi AS yang menggulingkan pemerintahan Taliban kala itu.
 

Pergolakan yang terjadi selama dua dekade telah berakhir dengan keberhasilan Taliban ambil alih ibukota Afghanistan pada pertengahan Agustus 2021 lalu.

Mendengar kelompok Taliban telah berkuasa, seketika warga berbondong-bondong mengungsi keluar negeri.

Jubir Taliban Dr.Suhail Shaheen mengemukakan bahwa dibawah pemerintahan Taliban nanti akan lebih moderat dan meminta warga Afghanistan agar tidak panik dan tenang.

Respon kelompok Taliban mengetatkan pengamanan, usai terjadi bom bunuh diri yang disinyalir anggota ISIS-K, mereka mengakui bertanggung jawab atas serangan tersebut.
 
Baca Juga: Taliban Kutuk Serangan Amerika di Afghanistan yang Targetkan ISIS-K, Minta Diberitahu Dulu

Seketika militer AS melakukan serangan udara di atas langit Afghanistan.

Selain itu, Taliban juga mengharapkan bantuan dari negara-negara muslim maupun non-muslim turut serta membantu mengatasi persoalan politik di Kabul.

Dr. Suhail Shaheen mengatakan bahwa peran besar Indonesia sangat diharapkan dapat membantu proses rekonstruksi di negaranya, dalam wawancara dengan Narasi Newsroom, Senin.

"kami berharap, kami memiliki harapan besar dari Indonesia sebagai saudara seiman dan negara Islam yang hebat." ucap Dr. Suhail Shaheen.

Jubir Taliban berekspektasi terhadap peran Indonesia dalam rekonsiliasi seperti rekonstruksi, pembangunan infrastruktur dan mengentaskan kemiskinan yang terjadi di Afghanistan.

Diketahui, tahun 2018 presiden Jokowi pernah melawat ke ibukota Kabul dalam pertemuan dengan presiden Afghanistan.

Dr.Suhail Shaheen menerangkan bahwa Taliban pernah mengutus perwakilannya ke Indonesia untuk membicarakan topik persoalan ekonomi dan politik.

Beberapa hari setelah berhasil mengambil alih Istana Kepresidenan, melalui jubirnya bahwa Taliban melarang keras siapapun termasuk kelompok yang mengatasnamakan Afghanistan untuk melawan negara manapun.

Menurut Dr.Suhail Shaheen ini hanya menginginkan persaudaraan antara negara-negara muslim, juga ingin perdamaian dan stabilitas keamanan negara Asia tengah itu.

Dengan memiliki hubungan yang baik dengan negara muslim lainnya, kami ingin membuka akses pendidikan bagi perempuan di Afghanistan.

Taliban juga punya hubungan diplomatik dengan China, dan China bisa berperan di Afghanistan.

Jubir Taliban tidak tahu soal masalah politik internal di Indonesia yang sedang bergejolak, jika ada kesempatan bertemu wakil pemerintah Indonesia.

Dr.Suhail Shaheen menjelaskan akan bertanya lebih mendalam soal situasi politik di Indonesia.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x