Baca Juga: Menteri Luar Negeri Taiwan Mengatakan China Ingin Meniru Taliban
“Menjadikannya umpan meriam untuk kepentingan AS di satu sisi dan memprovokasi daratan China serta mengundang masalah untuk dirinya sendiri di sisi lain,” sambungnya.
Pejabat dari DDP, Lo Chih-cheng dan Tsai Shih-ying mengatakan bahwa China telah menjadi topik hangat dalam dialog.
“Dari sudut pandang tertentu, dialog hari ini mewakili upaya kedua pemerintah untuk meningkatkan hubungan,” katanya
“Lebih penting lagi, bahkan jika kedua belah pihak menghadapi kemungkinan tekanan dari China, kedua belah pihak dapat berjanji untuk menyatakan kesediaan mereka yang kuat dan berharap bahwa dialog semacam itu akan berlanjut,” sambungnya.
Menanggapi kemarahan China, Lo Chih-cheng menegaskan bahwa dialog semacam itu diperlukan.
“Taiwan, sebagai negara berdaulat dan merdeka, memiliki hak untuk mempromosikan hubungan bilateral dan multilateral dengan semua negara,” pungkasnya.
Selama bertahun-tahun, Beijing telah memaksa Taiwan bersatu kembali dengan China bahkan mengancam penggunaan kekuatan besar untuk mencapainya.
Buku putih yang diterbitkan Kementerian Pertahanan Jepang menyoroti meningkatnya ancaman China terkait konflik atas Taiwan.
Jika China menguasai Taiwan akan berakibat pada terancamnya beberapa pulau di wilayah dimana Jepang memegang kedaulatan.