Aktivis Pro Palestina Unjuk Rasa di Depan Gedung Putih Tentang Kunjungan PM Israel Naftali Bennett

- 27 Agustus 2021, 19:39 WIB
 Aktivis pro-Palestina berunjuk rasa di depan Gedung Putih menentang kunjungan PM Israel Naftali Bennett, 26 Agustus 2021/Twitter/@USCPR_   
Aktivis pro-Palestina berunjuk rasa di depan Gedung Putih menentang kunjungan PM Israel Naftali Bennett, 26 Agustus 2021/Twitter/@USCPR_   /

 

SEMARANGKU – Puluhan aktivis pro-Palestina unjuk rasa di depan Gedung Putih pada hari Kamis untuk menentang kunjungan PM Israel Naftali Bennett.

Para aktivis pro-Palestina menyuarakan diakhirinya dukungan militer dan diplomatik AS untuk Israel yang menyebabkan rakyat Palestina tertindas.

Awalnya Presiden AS Joe Biden akan bertemu Naftali Bennett pada pukul 15.30 GMT, tetapi diundur pada hari Jumat menyusul insiden bom bunuh diri di bandara Kabul, Afghanistan.

 Baca Juga: Bikin Geram! PM Israel Naftali Bennett Sebut Tidak Ada Negara Palestina Jelang Bertemu Joe Biden

Sebelum keberangkatan ke Washington pada hari Selasa, Naftali Bennet melakukan sebuah wawancara kepada wartawan The New York Times.

Dia mengatakan tidak ada negara Palestina selama di bawah kepemimpinannya dan akan terus memblokade Jalur Gaza.

Naftali Bennett juga mengatakan bahwa Israel akan terus memperluas pemukiman di Tepi Barat yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Joe Biden telah banyak dikritik oleh kelompok HAM internasional dan anggota parlemen AS karena tidak berbuat banyak untuk menjamin hak-hak rakyat Palestina.

 Baca Juga: Pasukan Israel Tembakkan Rudal ke Gaza Merespon Balon Pembakar yang Diluncurkan Warga Palestina

Kelompok-kelompok yang melakukan unjuk rasa di depan Gedung Putih itu, termasuk PYM, Amerika untuk Keadilan dalam Aksi Palestina (AJP Action), Suara Yahudi untuk Perdamaian (JVP), Pusat Pengorganisasian Arab (AROC), dan Code Pink.

“AS adalah pendukung pendudukan Israel. AS berkontribusi untuk melanggengkan pendudukan dan penindasan terhadap rakyat Palestina,” kata Osama Abuirshaid, direktur eksekutif AJP Action, dikutip dari MEE 26 Agustus 2021.

“Kami ingin mengirim pesan yang jelas kepada Joe Biden bahwa Israel seharusnya tidak mendapatkan lebih banyak bantuan militer,” ujarnya.

Lanjut Abuirshaid, bantuan militer harus dikondisikan pada kepatuhan Israel terhadap hukum internasional dan norma-norma, seperti kebebasan, kesetaraan, dan keadilan untuk semua.

Awalnya unjuk rasa di depan Gedung Putih mendapat pengusiran oleh polisi dan memerintahkan para aktivis untuk menjauh ratusan kaki karena tempat itu akan ditutup.

Abuirshaid mengatakan bahwa itu hanya alasan untuk menghindari protes aktivis pro-Palestina di depan Gedung Putih saat PM Israel Naftali Bennett berkunjung.

Para aktivis pun meneriakkan “Palestina tidak untuk dijual, kami tidak akan menyerah, kami tidak akan gagal” sembari berpindah ke lokasi baru.

Mereka juga menyerukan penghentian segera pengusiran paksa keluarga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki Israel.

Unjuk rasa para aktivis pro-Palestina dari berbagai kelompok itu berakhir dengan pawai singkat di pusat kota Washington.

“Dalam beberapa bulan terakhir, kami melihat peningkatan solidaritas di seluruh dunia, kami telah melihat ribuan orang turun ke jalan di Washington dan London, bahkan di Maroko dan Pakistan,” kata penyelenggara.

Mereka mengatakan suara untuk Palestina hanya mati di layar TV dan surat kabar, namun tidak mati di jalanan.

Para aktivis pro-Palestina akan terus menyuarakan hak-hak rakyat Palestina di jalanan Washington, Toronto, Los Angeles, dan kota-kota lain di Amerika Utara.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x