Islamic State Khorasan Musuh Bebuyutan Taliban Bisa Ganggu Evakuasi Warga Afghanistan di Bandara Kabul

- 26 Agustus 2021, 18:40 WIB
 Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Taliban mengakui ada gangguan terkait kelompok Islamic State Khorasan yang menyebabkan masalah pada proses evakuasi warga Afghanistan/REUTERS/Stringer
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Taliban mengakui ada gangguan terkait kelompok Islamic State Khorasan yang menyebabkan masalah pada proses evakuasi warga Afghanistan/REUTERS/Stringer /

 

SEMARANGKU – Proses evakuasi warga Afghanistan di bandara Kabul beresiko mengalami gangguan oleh kelompok Islamic State Khorasan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan ada resiko serangan saat mengevakuasi warga Afghanistan oleh kelompok cabang ISIS, Islamic State Khorasan.

“Resiko akut dan berkembang dari serangan di bandara oleh cabang regional kelompok itu yang disebut Islamic State Khorasan atau ISIS-K,” katanya, dikutip dari CNA 26 Agustus 2021.

 Baca Juga: Taliban akan Didanai PM Inggris Boris Johnson dan Negara G7 dengan Syarat Mematuhi Perintah Ini

Pemerintah AS, Inggris, dan Australia pada Rabu malam menyerukan kepada orang-orang untuk segera meninggalkan Afghanistan ke tempat yang lebih aman.

Seorang juru bicara Taliban juga mengakui ada gangguan yang menyebabkan masalah pada proses evakuasi yang dipimpin AS.

Terbentuknya kelompok Islamic State Khorasan diawali setelah beberapa bulan ISIS mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada tahun 2014.

Saat itu militan yang memisahkan diri bergabung dengan militan Afghanistan untuk membentuk cabang regional baru.

 Baca Juga: Taliban Tegaskan Tidak Menyetujui Perpanjangan Waktu untuk Evakuasi Warga Afghanistan

Kelompok itu secara resmi diakui oleh pemimpin pusat ISIS pada waktu itu yaitu Abu Bakr al-Baghdadi.

Pengakuan itu didapatkan setelah kelompok tersebut mengakar di timur laut Afghanistan, khususnya provinsi Kunar, Nangarhar, dan Nuristan.

Islamic State Khorasan pun membuat sel-sel di bagian lain Pakistan dan Afghanistan, termasuk di ibu kota Kabul.

Pada tahun 2017, kelompok Islamic State Khorasan membantai warga sipil baik di Afghanistan dan Pakistan.

Pada 2019, Taliban dan Islamic State Khorasan terlibat pertempuran berdarah karena perbedaan pemikiran dan strategi, serta saling mengklaim sebagai pembawa bendera jihad yang sebenarnya.

Pertempuran itu menyebabkan pertumpahan darah antara keduanya, namun Taliban muncul sebagai pemenang.

Sebagai tanda permusuhan di antara dua kelompok jihad, ISIS menyebut Taliban sebagai murtad.

Kelompok Islamic State Khorasan ini secara khusus menargetkan Muslim dari aliran yang dianggap sesat, termasuk Syiah.

Tahun 2020 lalu, seorang pria bersenjata mengamuk di rumah bersalin di lingkungan yang didominasi Syiah di Kabul yang menewaskan 16 ibu dan calon ibu.

Semenjak itu keberadaan kelompok Islamic State Khorasan mulai menghilang dan menderita kerugian besar setelah pasukan Taliban dan AS beroperasi.

Saat Taliban mengambil alih Afghanistan pekan lalu, sejumlah kelompok jihad di seluruh dunia memberi selamat kepada mereka, kecuali ISIS.

SITE Intelligence Group mengatakan ISIS menuduh Taliban mengkhianati jihadis dengan kesepakatan penarikan pasukan AS dan bersumpah melanjutkan perjuangannya.

Menurut militer AS dan PBB, Islamic State Khorasan sekarang beroperasi kembali melalui sel-sel rahasia yang berbasis di atau dekat Kabul untuk melakukan serangan.

Para pejabat AS mengatakan ribuan tentara asing dan kerumunan warga Afghanistan di bandara Kabul berada di bawah ancaman kelompok Islamic State Khorasan.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah