Turki dengan Tegas Tolak Pengungsi Afghanistan: Kami Tidak Ingin Kembali, Biarkan Kami di Sini

- 23 Agustus 2021, 11:30 WIB
Turki dengan Tegas Tolak Pengungsi Afghanistan: Kami Tidak Ingin Kembali, Biarkan Kami di Sini
Turki dengan Tegas Tolak Pengungsi Afghanistan: Kami Tidak Ingin Kembali, Biarkan Kami di Sini /POOL/REUTERS

SEMARANGKU – Presiden Turki, Tayyip Erdogan dengan tegas telah menolak untuk memberikan suaka kepada pengungsi Afghanistan.

Turki juga telah memperketat tembok perbatasan untuk mencegah pengungsi Afghanistan menerobos masuk.

Pagar yang tinggi dengan parit dan kawat berduri serta mobil patroli telah ditambahkan untuk mengawasi tembok perbatasan Turki.

Baca Juga: Turki Tolak Pengungsi Afghanistan yang Jalan Kaki dari Iran dan Perkuat Keamanan Pada Perbatasan

Sementara itu, para pengungsi Afghanistan yang telah berjalan melalui Iran tetap memaksa masuk, walaupun akhirnya akan ditangkap dan dikembalikan.

Beberapa pengungsi Afghanistan yang berhasil masuk ke Turki kemudian bersembunyi di rumah-rumah penyelundup.

Tak jarang pula pengungsi Afghanistan yang memaksa masuk akan bersembunyi di bangunan kotor dan rusak di bawah tanah.

Para pengungsi gelap dari Afghanistan telah menunggu untuk akhirnya dipindahkan ke Turki Barat.

Baca Juga: Taliban Bersumpah Akan Bunuh Dokter Afghanistan yang Berikan Suntikan KB pada Pengantin Anak-anak

Dikutip Semarangku melalui Reuters, pada hari Sabtu polisi Turki telah menangkap setidaknya 25 migran dan kebanyakan warga Afghanistan.

Penangkapan 25 migran tersebut terjadi di belakang sebuah bangunan bobrok di lingkungan Van’s Hacibekir.

Sementara itu, pengungsi Afghanistan yang tertangkap harus menghadapi kenyataan bahwa Turki menolak memberikan suaka pada imigran gelap yang telah berjalan kaki untuk menuju Turki.

Seperti Zaynullah salah satu pengungsi Afghanistan yang ditangkap di Turki, setelah jalan kaki selama 80 hari untuk mencapai Turki.

“Kami pikir kami akan memiliki fasilitas di sini, kami akan mendapatkan untuk menghidupi orang tua kami. Di sana, ada Taliban untuk membunuh kami,” ujarnya.

Para pengungsi yang ditangkap akan dibawa untuk pemeriksaan kesehatan dan keamanan di pusat pemrosesan.

Pengungsi lain bernama Seyyed Fahim Mouzavi, 26 tahun mengatakan bahwa dirinya melarikan diri dari rumah di Kabul sebulan yang lalu.

Seyyed mengatakan bahwa dirinya takut bahwa Taliban akan membunuhnya karena ia bekerja sebagai sopir untuk Amerika dan Turki dan memutuskan untuk melarikan diri.

Istri Seyyed berusia 22 tahun, Morsal mengatakan bahwa mereka telah melakukan perjalanan melalui Iran dengan berjalan kaki untuk melarikan diri dari Taliban.

“Mereka menyakiti wanita. Setelah memperkosa mereka, mereka membunuh mereka. Mereka memenggal kepala para pria,” ujarnya sambil menggendong keddua anaknya yang berusia lima tahun.

“Kami tidak ingin kembali. Biarkan kami tetap di sini,” lanjutnya.

Setelah diproses, para migran dibawa ke pusat repatriasi, di mana mereka dapat menghabiskan waktu hingga 12 bulan sebelum dikirim kembali ke negara asal mereka.

Pemulangan itu telah dihentikan untuk orang Afghanistan sekarang, meninggalkan sekitar 7.500 orang Afghanistan dalam limbo di berbagai pusat repatriasi.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah