WHO Kumpulkan 25 Ahli Terbaik untuk Selidiki Virus Baru yang Bisa Memicu Pandemi Berikutnya

- 21 Agustus 2021, 17:58 WIB
 Kepala unit penyakit dan zoonosis WHO Maria van Kerkhove, WHO sedang mengumpulkan ahli-ahli terbaik untuk menyelidiki virus yang bisa memicu pandemi berikutnya/REUTERS/Denis Balibouse
Kepala unit penyakit dan zoonosis WHO Maria van Kerkhove, WHO sedang mengumpulkan ahli-ahli terbaik untuk menyelidiki virus yang bisa memicu pandemi berikutnya/REUTERS/Denis Balibouse /

 

 

SEMARANGKU – WHO sedang dalam proses mengumpulkan ahli-ahli terbaik untuk menyelidiki virus baru yang berpindah dari hewan ke manusia.

Pada hari Jumat, WHO mengatakan sedang mencari pemikir ilmiah terbesar untuk memberi nasihat kepada mereka tentang virus yang dapat memicu pandemi berikutnya.

Kelompok Penasihat Ilmiah WHO juga akan meninjau kemajuan studi selanjutnya tentang asal-usul virus SARS-Cov-2 atau Corona yang muncul di China pada akhir 2019.

 Baca Juga: China Bantah Tuduhan Cegah Pakar WHO Kunjungi Pasar Wuhan Huanan dan Berikan Kronologi Terkait

“Kita perlu membawa orang-orang terbaik disini dan itu perlu multi-disiplin,” kata Maria van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, dikutip dari CNA 20 Agustus 2021.

Kerkhove menyebut SARS, MERS, flu burung, Zika, demam kuning, dan SARS-Cov-2 adalah virus yang sering muncul atau muncul kembali.

Dia mengingat bahwa dibutuhkan lebih dari satu tahun studi untuk menetapkan unta dromedaries adalah sumber dari perantara Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) yang dibawa oleh kelelawar.

 Baca Juga: China Marah karena WHO Ungkap Asal-Usul Covid-19 dari Karyawan Lab Wuhan yang Terinfeksi di Gua Kelelawar

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kelompok itu akan terdiri dari 25 ahli yang diperkirakan akan bertemu pertama kali secara virtual pada akhir September.

Kelompok akan menyusun kerangka kerja global untuk studi ke hewan, manusia, makanan, lingkungan, keamanan hayati dan protokol untuk audit laboratorium ketika virus baru muncul.

“Mengingat geopolitik dari semua ini, kami ingin memastikan bahwa kami memiliki kerangka teknis dan ilmiah yang sangat solid… untuk waktu berikutnya, karena akan ada waktu berikutnya,” kata Tedros.

Pada bulan Januari lalu tim ahli WHO menghabiskan satu bulan di Wuhan dengan para ilmuwan China untuk mengungkap asal-usul virus SARS-Cov-2.

Dalam laporan bersama WHO pada bulan Maret bahwa virus SARS-Cov-2 mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengungkapnya, tetapi penyelidikan tahap kedua WHO ditolak oleh otoritas China karena dicurigai ada pengaruh kekuatan politik.

China secara terbuka menolak rencana untuk penyelidikan lanjutan itu di laboratorium dan pasar di wilayah Wuhan.

Tedros mengatakan penyelidikan terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran SARS-Cov-2 di Wuhan.

Diskusi pekan lalu, WHO meminta semua negara untuk bekerja sama dalam menyelidiki asal virus yang telah menewaskan lebih dari 4,4 juta orang di seluruh dunia.

Kerkhove mengatakan bahwa pejabat China baru-baru ini membuat pernyataan publik tentang melanjutkan penyelidikan.

“Yang kritis termasuk pengujian studi serologi untuk antibodi yang ada disana pada 2019. Saya ingin melihat lebih banyak studi tentang hewan yang dijual di pasar Wuhan, dan menelusuri kembali,”ujarnya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah