Beberapa hari setelah penyerangan tersebut, Mona kemudian mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan.
Mona berusaha untuk tetap belajar dan menerima suara rudal yang terus berjatuhan.
Begitu pula adiknya, Ahmed yang mengatakan bahwa ia tidak bisa belajar karena suara ledakan yang tak kurun berhenti.
Ahmed mengatakan bahwa ada hal yang tetap membuatnya termotivasi di tengah situasi perang yang mengerikan tersebut.
“Saya berpikir mungkin saya tidak akan mati dan jika tidak, saya harus bersiap,” ujar Ahmed.***