Tidak Akur dengan Donald Trump, Raja Yordania Sebut Lebih Nyaman dengan Joe Biden

- 19 Juli 2021, 19:45 WIB
Tidak Akur dengan Donald Trump, Raja Yordania Sebut Lebih Nyaman dengan Joe Biden/Pool via REUTERS/File Photo
Tidak Akur dengan Donald Trump, Raja Yordania Sebut Lebih Nyaman dengan Joe Biden/Pool via REUTERS/File Photo /POOL New/REUTERS



SEMARANGKU – Presiden Joe Biden dan Raja Yordania, Abdullah II bertemu di Gedung Putih.

Raja Yordania mengatakan bahwa dia mengalami hubungan yang sulit dengan pendahulu Joe Biden yakni Donald Trump.

Hal itu karena Donald Trump tidak memiliki hubungan yang hangat dengan Raja Yordania, tidak seperti Joe Biden yang membuat hubungan mereka jauh lebih nyaman.

Baca Juga: Taliban Kembali Kuasai Perbatasan Iran-Afghanistan Usai Joe Biden Menarik Militernya

"Tidak ada hubungan hangat antara Trump dan raja," Saud al-Sharafat, mantan brigadir jenderal di Direktorat Intelijen Umum Yordania.

"Para pemimpin politik merasa (Trump) benar-benar mengabaikan dinasti Hashemite." tambahnya.

Raja menentang kesepakatan yang ditengahi pemerintahan Trump pada 2020 dengan Bahrain, Uni Emirat Arab, Sudan, dan Maroko membangun hubungan diplomatik dengan Israel.

Sementara itu, para analis mengatakan bahwa pandangan pemerintahan Trump terhadap raja sebagai hambatan untuk kesepakatan lebih lanjut.

Raja Yordania berharap hubungannya dengan Biden, Presiden AS yang baru bisa lebih baik daripada pendahulunya.

Baca Juga: Palestina vs Israel, DPR AS ke Joe Biden: Kami Tidak Bisa Biarkan Penggusuran Rumah Warga Palestina

"Yordania melihat Joe Biden sebagai teman." kata Osama al-Sharif, seorang analis politik yang berbasis di Amman.

Pemerintahan Biden juga mengatakan bahwa mereka tidak akan memindahkan kedutaan AS.

Namun mereka akan membuka kembali konsulta jenderalnya di Yerusalem untuk memulihkan hubungan dengan warga Palestina.

"Presiden akan secara terbuka mengakui peran khusus Hashemites di Yerusalem Timur dan mengembalikan peran Yordania sebagai lawan bicara utama dalam konflik Israel-Palestina," kata al-Sharif dikutip dari Al Jazeera.

"Kunjungan ini menempatkan angin di layar raja yang telah berada di bawah cukup banyak tekanan," Natasha Hall, sesama senior dengan program Timur Tengah di Pusat Studi Strategis dan Internasional.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x