SEMARANGKU - Utusan khusus PBB, Christine Schraner Burgener peringatkan "konsekuensi parah" bagi militer Myanmar terkait tindak kekerasan terhadap demonstran penentang kudeta.
Diketahui bahwa Myanmar tengah memanas akibat kudeta 1 Februari yang memicu gelombang demonstrasi.
Dikutip dari Reuters, demonstran kembali berunjuk rasa pada Senin, 15 Februari 2021, menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi dan pemimpin lainnya.
Baca Juga: Keroyok 210 RT, PPKM Skala Mikro Tuai Keberhasilan, TNI dan Polri Rapim Bahas Ini
Baca Juga: Ada Warga Korea Utara Lintasi Perbatasan, Diduga Aksi Pembelotan
Aksi unjuk rasa tetap berlangsung kendati kendaraan lapis baja dan tentara telah dikerahkan ke beberapa kota besar pada akhir pekan.
"Schraner Burgener telah menegaskan bahwa hak berkumpul secara damai harus sepenuhnya dihormati dan bahwa aksi para demonstran tidak semestinya dibalas," ujar Juru Bicara PBB Farhan Haq.
"Dia telah menyampaikan kepada militer Myanmar bahwa dunia sedang mengawasi dengan cermat, dan segala tindak kekerasan kemungkinan besar memiliki konsekuensi yang 'parah'," sambungnya.
Baca Juga: Sinopsis Film Beirut dan Link live Streaming Bioskop TransTV Malam Ini, Pesta Pejabat Berujung Maut!