SEMARANGKU - Presiden Iran, Hassan Rouhani telah mendesak pemerintah Amerika Serikat atau AS Joe Biden untuk memperbaiki masa lalu yang dilakukan mantan Presiden Donald Trump.
Hassan Rouhani, Donald Trump sudah membuat perbuatan otoriter sehingga Iran mengalami masa-masa kritis.
Didukung lagi di masa pandemi Covid-19 dengan kebijakan AS di masa Donald Trump yang memblokir akses keuangan Iran mengalami kesulitan keuangan negara.
Baca Juga: Sinopsis Film The Foreigner yang Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini, Saksikan Aksi Jackie Chan
Iran minta pemerintahan AS Joe Biden untuk perbaiki kesalahan Donald Trump
Dengan demikian, Iran meminta kepada presiden baru Joe Biden untuk memperbaiki masa lalu AS terhadap negara Iran.
“Kami belum melihat tanda-tanda perbuatan baru dan niat baik di pihak pemerintahan AS yang baru,” katanya dalam pidatonya di upacara pelantikan beberapa proyek Kementerian Kesehatan, dikutip dari Pars Today, Jumat, 12 Februari 2021.
Baca Juga: Sinopsis Fight Back To School III yang Tayang di Trans TV Malam Ini, Saksikan Aksi Stephen Chow
Baca Juga: Alasan Aldebaran Temani Andin Meski Berada di Rumah Papa Surya, Cek Bocoran Ikatan Cinta Malam Ini
“Retorikanya mungkin telah berubah, tetapi tindakan adalah yang terpenting; oleh karena itu, kita harus melihat apa yang akan dilakukan dalam praktiknya untuk menebus kejahatan Trump,” sambungnya.
Selain itu, Dia menyoroti masalah keuangan yang mencengkeram negara Iran di tengah pandemi virus korona.
“Seorang penjahat di Gedung Putih memblokir akses negara ke asetnya dan menyebabkan masalah pada transaksi perbankannya,” terangnya.
Baca Juga: Innalillahi, Budayawan Prie GS Meninggal Dunia di Semarang, Ini Penyakit yang Dideritanya
Baca Juga: Cuma Masukkan KTP, Cek Penerima BST Rp 300 Ribu Bulan Februari 2021 di Link Berikut
Presiden Rouhani menambahkan dengan kepergian Trump, Gedung Putih sekarang harus memikirkan bagaimana mengkompensasi perbuatan kriminalnya.
Namun, terlepas dari semua penderitaan yang dialami bangsa Iran, tidak ada keraguan bahwa kampanye tekanan maksimum Trump dan perang ekonomi-nya telah menghadapi kekalahan, Rouhani menambahkan.***