Dekat dengan Kedua Pihak, China Pilih Amati Situasi di Myanmar Pasca Militer Kudeta Aung San Suu Kyi

- 1 Februari 2021, 21:04 WIB
China.*
China.* /Gerd Altmann/Pixabay

Baca Juga: Ganjar Pranowo Mengaku Ditelpon Dua Direksi Biofarma, Ternyata Penasaran Hal Ini

Baca Juga: Kunjungi KSAU, Ini Pesan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk TNI dan Polri

“China dan Myanmar adalah tetangga yang ramah. Kami berharap semua pihak dapat menangani perbedaan mereka dengan baik di bawah konstitusi dan kerangka hukum untuk menjaga stabilitas politik dan sosial. "

Pernyataan itu muncul setelah kudeta militer di Myanmar terhadap pemerintah Suu Kyi atas tuduhan penipuan dalam pemilihan umum November, yang dimenangkan oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) miliknya secara telak.

Kemudian pada hari itu, militer Myanmese mengumumkan keadaan darurat dan menyerahkan kekuasaan kepada panglima angkatan bersenjata, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dan mengatakan negara itu akan mengadakan pemilihan baru setelah keadaan darurat selama setahun.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Tiba-tiba Usulkan Agar Jateng Sepi Dalam Dua Hari, Ini Penyebabnya!

Baca Juga: Live Streaming dan Sinopsis Kembalinya Raden Kian Santang Malam Ini, Cek di sini!

Sebuah sumber militer China mengatakan kepada South China Morning Post bahwa kudeta tersebut menempatkan China dalam posisi yang canggung.

Hal itu karena apa yang menjadi intinya adalah konflik antara koalisi politik yang dipimpin oleh Suu Kyi dan kekuatan yang dipimpin oleh militer Myanmese, yang keduanya memiliki hubungan yang baik dengan China.

“Saat ini, China hanya dapat memantau situasi, tetapi tidak akan melakukan apa-apa,” kata orang yang tidak mau disebutkan namanya karena tidak memiliki izin untuk berbicara kepada media.

Halaman:

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x