China Siapkan Perang, Analis Australia Ajak Indo-Pasifik dan AS Lakukan Ini Sebelum Terlambat

15 November 2020, 05:45 WIB
ilustrasi perang /

SEMARANGKU - China kian percaya diri dengan pengembangan teknologi di sektor pertahanannya, pihaknya mengaku akan lebih proaktif dalam membentuk peristiwa militer serta perencanaan perang.

Dilansir Semarangku dari South China Morning Post, China menargetkan militernya atau yang dikenal dengan People Liberation Army (PLA) untuk menjadi kekuatan militer modern di tahun 2027.

Song Zhongping selaku mantan instruktur Korps Artileri Kedua PLA mengatakan pihaknya akan fokus pada perancangan perang, guna persiapan terhadap konflik yang akan muncul di masa depan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Tekankan Edukasi Protokol Kesehatan Usai Ditemukan Klaster Hajatan di Sragen

Baca Juga: Geger! Israel Bakal Nyatakan Perang dengan Iran Jika Joe Biden Lakukan Hal Ini, Obama Juga Terkait

Song Zhongping mengaku China akan mengembangkan persenjataan militernya.

"Dalam beberapa tahun terakhir, [China] bersikap pasif, hanya menanggapi rencana negara lain, dan senjata yang mereka miliki," ujar Song.

Song Zhongping juga menambahkan bahwa China akan meningkatkan kualitasnya dalam perancanaan perang agar menjadi panutan negara lain.

Baca Juga: Bak Manfaatkan Momen, Oposisi Emmanuel Macron Ikut Kecam Pernyataan Tentang Umat Islam

Baca Juga: Hijab Makin Eksis, New Zealand Resmi Umumkam Desain Seragam untuk Polwan Muslim

"Jika kita bisa unggul dalam hal bagaimana perang dilakukan dan mengembangkan strategi kita, maka negara lain akan mengikutim," tambahnya.

Saat ini China juga diketahui sedang mengembangkan beberapa komponen militer yang dimilikinya.

Di antaranya jet tempur generasi keenam yang super canggih, Senjara laser dan rel, radar kuantum dan sistem komunikasi, robot otonom, hingga pesawat ruang angkasa orbital.

Baca Juga: Terjadi 26 Kali Gempa Bumi di Sumut-Aceh Pada Pekan Kedua Bulan November, Ini Kronologinya!

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Upah BPJS Ketenagakerjaan Termin 2 Tahap 2 Cair, Login kemnaker.go.id Cek Penerima

Melihat gerakan dari China tersebut, Malcolm Davis selaku nalis senior dalam strategi dan kemampuan pertahanan di Institut Kebijakan Strategis Australia mengatakan bahwa China ingin memposisikan dirinya dalam membentuk peristiwa militer.

"Ini juga bisa menyiratkan bahwa mereka berusaha untuk menegaskan inisiatif teknologi militer dengan merangkul inovasi yang mengganggu dalam urusan militer, mungkin dengan memperkenalkan pendekatan dan teknologi baru - AI, sistem otonom, hipersonik, perang ruang angkasa, dan lainnya - lebih cepat dari yang bisa dilakukan AS, untuk mencuri keuntungan, atau membuka keuntungan yang lebih besar di bidang teknologi utama," tutur Davis.

Menurut laporan dari Layanan Riset Kongres AS, PLA kini telah menjadi saingan Amerika Serikat (AS) dalam hal teknologi militer seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.

Baca Juga: Valentino Rossi: Joan Mir Juara Dunia MotoGP 2020, Dia Sangat Layak, Masih Muda dan Kuat!

Baca Juga: Aneh, 6 Makanan yang Justru Sebabkan Lapar Jika Dimakan, Pernah Mencoba?

Malcolm Davis mengatakan bahwa negara tetangga China seperti yang terletak di Indo-Pasifik dan juga Amerika Serikat (AS) diharapkan bisa bereaksi terhadap gerakan China tersebut.

"Jika China mengejar ini, (kita dapat) mengharapkan tetangga China di kawasan Indo-Pasifik dan Amerika Serikat untuk berusaha mengimbangi gerakan China dan memastikan bahwa tidak hanya keuntungan serangan pertama China dinetralkan atau diminimalkan, tetapi juga berpotensi berbalik," ujar Davis. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler